Menggelari Wahabi Berarti Membantu Syi'ah ? Dialog Imajiner


Islamoderat.com ~ Ahmad (santri) lagi duduk santai disebuah kursi paling kanan dalam sebuah acara seminar keislaman. Disamping Ahmad ternyata ada Abu Umar (pengikut Wahabi) yang tidak mau disebut Wahabi. Ntah ada angin apa, tiba-tiba Abu Umar memulai perbincangan dengan Ahmad. 


Abu Umar : "Masih menggelari Salafi dengan sebutan Wahabi Bro?"
Ahmad : "Kita tidak menggelari Salafi dengan Wahabi. Salafi yang asli bukan Wahabi"

Abu Umar : "Kok kalian menyebut kami Wahabi?"
Ahmad : "Kalian memang Wahabi, bukan Salafi".

Abu Umar : "Kami Salafi, pengikut Salafush Shaleh".
Ahmad : "Itu hanya klaim palsu kalian. Siapa salaf yang kalian ikuti?"

Abu Umar : "Syaikh Nashiruddin al-Albani, Syaikh Al-Utsaimin, Syaikh Bin Baz, Syaikh Shalih al-Fauzan, Syaikh Rabi' al-Madkhali, Syaikh Abdurrahman bin Jibrin, dan masih banyak lagi".
Ahmad : "Mereka itu bukan ulama salaf. Mereka ulama kemaren sore. Ulama salaf itu seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, Imam Sufyan al-Tsauri, Imam Ma'ruf Al-Kurkhi, Imam Hasan al-Bashri, dan masih banyak lagi. Mereka hidup pada tiga kurun pertama Islam".

Abu Umar : "Sebutan Wahabi itu berasal dari musuh Islam".
Ahmad : "Musuh Islam yang mana?"

Abu Umar : "berasal Kafir dan Syi'ah"
Ahmad : "Saudaraku Abu Umar..! Anda salah besar. Sebutan Wahabi itu pertama kali dimunculkan oleh Syaikh Sulamain bin Abdul Wahab al-Hanbali. Beliau adalah kakak kandung dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Beliau menulis kitab berjudul al-Shawaiq al-Ilahiyyah fi Raddi alal Wahhabiyah dalam rangka membantah dan meluruskan ajaran menyimpang adiknya itu".

Abu Umar hanya bisa diam mendengarkan penjelasan Ahmad dan menyadari kesalahannya mengenai asal muasal sebutan Wahabi. Ahmad pun melanjutkan penjelasannya.

Ahmad : "Jadi, sebutan wahhabi bukan berasal dari orang diluar Islam dan bukan berasal dari Syi'ah. Tetapi berasal dari orang Islam Ahlussunnah wal Jama'ah, dari kalangan ulama Hanbali, dari keluarganya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab sendiri. Lalu ulama Ahlussunnah wal Jama'ah lainnya mengikuti dan menggunakan sebutan itu".

Abu Umar : "Kami tidak mau disebut Wahabi"
Ahmad : "Tetapi ulama Wahabi mengakui sebutan itu. Misalnya ulama Wahabi Dr. Muhammad Khalil Al-Harras menulis buku berjudul "al-Harakah al-Wahhabiyyah", artinya Gerakan Wahabi. Wahhabi di Qatar, Ahmad bin Hajar Al Buthami Al bin Ali menulis sebuah buku berjudul "as Syekh Muhammad ibn Abdil Wahhab ‘Aqidatuh as Salafiyyah Wa Da’watuh al Islamiyyah" dengan bangga memakai dan menuliskan nama Wahhabi didalam kitabnya".

Abu Umar: "Menyebut kami sebagai Wahabi berarti membantu Syi'ah mengadu domba kaum Muslimin dan memusuhi Ahlussunnah wal Jama'ah"
Ahmad : "Wahabi dan Syi'ah sama-sama pengadu domba. Kami menyebut Wahabi karena kalian memang wahabi, dan kami menyebut Syi'ah karena mereka memang Syi'ah. Bukan memusuhi Ahlussunnah wal Jama'ah karena kami Ahlussunnah wal Jama'ah menentang Wahabi dan Syi'ah. Sedangkan kalian bukan Ahlussunnah wal Jama'ah".

Abu Umar : "Jangan lagi sebut Wahabi !"
Ahmad : "Katakan itu kepada ulama Wahabi, sebab mereka bangga dengan sebutan Wahabi, lalu kenapa kalian malu dan enggan disebut Wahabi?!! "
via muslimedianews.com
Cover kitab yang pertama kali menggunakan istilah Wahabi dan membantah Wahabi. Dikarang oleh Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab al-Najdi al-Hanbali