Islamoderat.com ~ Ledakan kembali terjadi di negara Tunisia, kali ini target serangan menyasar pasukan pengaman presiden, dilaporkan sekurang-kurangnya 11 korban meninggal
Ledakan yang menimpa rombongan pengaman dalam bis ini terjadi di jalan Mohamed 5, tepat di jantung ibu kota Tunisia, menurut juru bicara dari Kementerian Dalam Negeri untuk Negara Afrika Utara.
Pada awalnya, pihak juru bicara awalnya menyebutkan korban meninggal 6 orang, namun dia melaratnya menjadi 11 orang.
Sumber keamanan presiden menggambarkan ledakan sebagai serangan kepada kantor berita Reuters, dan belum jelas ledakan ini berasal, apakah disebabkan bom ataukah sebuah ledakan yang diarahkan ke bis ketika melaju di jalanan yang banyak pohon di pinggirnya.
Menurut laporan dari BBC, kendaraan meledak ketika melintas di dekat bekas pusat partai Rassemblement Constitutionnel Démocratique (RCD), partai yang dulu menggulingkan mantan presiden Zainal Abidin bin Ali.
Laporan dari ITV News, banyak ambulan yang berlalu lalang begitu pula pihak keamanan yang segera mengamankan area kejadian.
Bahkan laporan dari BBC News menambahkan kejadian ini terjadi dan sangat rumit mengingat terjadi hujan yang cukup deras dan membanjiri jalanan.
Ditengah-tengah bertambahnya suasana ketakutan seiring dengan serangan terror yang dilakukan ISIS di Beirut dan Paris beberapa waktu lalu, pihak otoritas Tunisia menaikkan tingkat keamanan khususnya di ibukota 10 hari yang lalu dan menerjunkan sejumlah pasukan keamanan yang cukup besar.
Sebelumnya, beberapa saat lalu pihak otoritas Tunisia mengumumkan bahwa mereka telah menangkap sel teroris yang katanya merencanakan serangan ke stasiun polisi dan hotel di kota pinggir pantai, Sousse, sekitar 150 kilometer (95 mil) tenggara Tunis.
Awal bulan ini, The Guardian juga melaporkan bahwa kelompok sekutu ISIS Jund al-Khilafa mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Mabrouk Soltani, penggembala berumur 16 tahun di selatan gunung, dengan alasan remaja ini merupakan mata-mata militer.
Pada tahun ini juga, beberapa anggota ISIS bersenjata menyerbu Museum Bardo dan membunuh 20 orang, dan berondongan senjata dari kelompok ektrim di pantai Sousse menewaskan 38 orang, termasuk 30 orang Inggris.
sumber the Independent