Islamoderat.com ~ Sejatinya peringatan Maulid Nabi telah banyak dijelaskan oleh para ulama, mereka menyatakan bahwa memperingatan Maulid Nabi sebagai sesuatu yang baik. Salah satuya Ahli Hadits, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani secara jelas menyatakan peringatan Maulid Nabi sebaai bid'ah hasanah (baik). Dan tidak ada ulama terdahulu yang mengingkari peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Tetapi, sebagian kecil umat Islam terus berupaya menolak peringatan Maulid Nabi, bahkan menyesatkan peringatan tersebut dan orang-orang yang memperingatinya. Dalam upaya penolakannya, beberapa alasan mereka kemukakan yang mana hujjah mereka tidak tepat digunakan untuk mengingkari maulid Nabi.
Salah satu pertanyaan yang kerap mereka jadikan hujjah untuk mengingkari peringatan maulid Nabi adalah berkaitan dengan waktu lahir dan wafatnya Nabi. Kelahiran Nabi Muhammad Saw. terjadi pada Senin 12 Rabi'ul Awwal, demikian pula wafatnya. Mengapa yang diperingati hari kelahiran Nabi (maulid Nabi) bukan wafarnya Nabi ?.
Dalam hal, al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam risalah Husnul Maqshid di Amalil Maulid yang terdapat dalam kitabnya al-Hawi lil-Fatawai pernah mengatakan sebagai berikut:
إن ولادته صلى لله عليه وسلم أعظم النعم علينا، ووفاته أعظم المصائب لنا، والشريعة حثت على إظھار شكر النعم، والصبر والسلوان والكتم عند المصائب، وقد أمر الشرع بالعقيقة عند الولادة، وھي إظھار شكر وفرح بالمولود، ولم يأمر عند الموت بذبح ولا غيره، بل نھى عن النياحة وإظھار الجزع، فدلت قواعد الشريعة على أنه يحسن في ھذا الشھر إظھار الفرح بولادته صلى لله عليه .وسلم دون إظھار الحزن فيه بوفاته
"Lahirnya Baginda Shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan paling agungnya nikmat bagi kita, sedangkan wafatnya merupakan musibah yang paling besar bagi kita. Syari'at mendorong untuk menampakkan syukur atas berbagai nikmat, dan sabar tabah menghadapi berbagai musibah, syari'at juga memerintahkan melaksanakan Aqiqah pada waktu kelahiran, dan itu merupakan bentuk menampakan syukur dan kegembiraan dengan lahirnya seorang anak, syari'at tidak memerintahkan menyembelih hewan atau jenis lainnya saat kematian, bahkan melarang prilaku niyahah (meratap). Dalam hal ini, kaidah-kaidah syariat tlah menunjukkan bahwa yang hasan (baik) dilaksanakan pada kelahiran Nabi adalah menampakkan kegembiraan / kesenangan dengan kelahiran beliau Saw, bukan menampakkan kesedihan sebab wafatnya beliau Saw. "
Sebagaimana diketahui bahwa peringatan maulid Nabi dalam rangka bersyukur dan bergembira atas kelahiran Nabi, atas nikmat yang agung yang telah Allah berikan. Wujud kegembiraan dan rasa syukur itu berbeda-beda, ada yang bersedekah (makanan, uang, dll), berpuasa, istiqamah dalam menjalankan kebaikan, berdzikir, mengkaji ilmu agama, mendengarkan ceramah, dan sebagainya. Semua kebajikan itu ternyata ada dalam peringatan maulid Nabi.
Untuk mengunduh kitabnya, silakan unduh di sini : حسن المقصد فى عمل المولد
Oleh : Ibnu L' Rabassa