Islamoderat.com ~ Apa itu bid'ah? Imam al-Nawawy di dalam Tahdzib ul-asma wa al-Lughat menjelaskan bahwa bid'ah adalah:
ما احدث بعد اكمال الشرع
Sesuatu yang diadakan setelah sempurnanya syariat
Definisi syariat pun tidak sama dengan hukum dalam pengertian operasional. Bersikap adil dan menjaga amanah masuk ke dalam makna syariat. Sehingga jika diterjemahkan sebagai hukum yang bersifat operasional saja, syariat akan terkendala oleh waktu dan lokalitas.
Karena itu, syariat pun dapat dimaknakan sebagai values (nilai-nilai). Nilai-nilai itu yang mampu bertahan di tengah perubahan waktu dan tempat. Pemaknaan ini bukan berarti hilangnya makna syariat sebagai hukum yang bersifat positif.
Dalam kaitannya dengan makna bid'ah, yang dapat dipahami dari definisi Imam al-Nawawi adalah adanya penambahan nilai dan juga penambahan hukum yang bersifat positif.
Oleh karena itu, sebuah amalan dapat dikategorikan bid'ah jika bertentangan dengan nilai-nilai syariat dan menambah hukum positif yang sudah dicontohkan Nabi Muhammad s.a.w.
Menarik jika mencermati ungkapan Umar ibnu al-Khatthab seusai sholat tarawih berjamaah dengan hitungan 20 rakaat:
نعمت البدعة هذه
Bid'ah yang paling enak adalah ini (sholat tarawih berjamaah).
Nabi Muhammad memang tidak pernah menganjurkan sholat tarawih secara berjamaah. Tapi bukankah Nabi Muhammad menganjurkan sholat berjamaah? Apalagi Abdullah bin Abbas mengaku pernah sholat malam berjamaah bersama Nabi. Lalu pernahkah Nabi anjurkan sholat sebanyak 20 rokaat? Jawabannya memang tidak, tapi ucapan Nabi "siapa yg menghidupkan malam Romadlon...dst" dipahami oleh para sahabat sebagai anjuran untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Lebih-lebih Aisyah r.a menuturkan, "jangan kalian tanya tentang lama dan bagusnya sholat beliau s.a.w."
Umar r.a tidak bisa dituduh sebagai pelaku bid'ah karena ada dalil yang mengarahkan pemahamannya kepada perbuatan tersebut. Jadi, justru karena dalil orang melakukan suatu perbuatan. Bukan dibalik yaitu berbuat dulu baru dicarikan dalilnya.
Sehingga menganggap bid'ah sebuah amalan memang tidaklah sederhana. Jadi, kalo ada yang gampang menuding bid'ah, katakan saja, "muka ente juga bid'ah brow."
Wallohul muwaffiq.
Oleh : Ust. Abdi Kurnia Djohan