Islamoderat.com ~ Banyak gerakan Islam muncul dan menyebar ke berbagai wilayah dengan semangat mensyi'arkan Islam. Sayangnya tidak semuanya benar-benar murni untuk keberlangsungan Islam sebagai agama yang rahmatan lil-alamiin. Diantaranya penuh dengan propaganda, bahkan tidak segan menyerang kaum muslimin.
Misalnya kalangan Salafy (wahhabi) dengan propaganda "Kembali kepada Qur'an dan Sunnah" yang ujung-ujungnya menyesatkan umat Islam, Hizbut Tahrir (HT) dengan "Terapkan Syari'ah dan Tegakkan Khilafah" yang ujung-ujungnya mengkufurkan negeri Indonesia dan umat Islam di Indonesia, dan masih banyak yang lainnya.
Electronic book dengan judul "Mengapa Indonesia Bukan Khilafah" ini sangat perlu untuk dibaca oleh umat Islam di Indonesia agar tidak terhasut oleh propaganda-propaganda yang menyebabkan perpecahan dan kekacauan di Indonesia, Darussalam ini.
Diantara yang menarik dalam ebook ini, bahwa gerakan khilafah masuk ke Indonesia melalui jalur Australia yang dibawa oleh Abdurrahman al-Baghdadi yang sedang sekolah S2 dinegara tersebut. Saat ke Indonesia, ia mengkader Mahfudz Kurnia, Ismail Yusanto dan Muhammad al-Khaththat (Gatot) hingga mendirikan cabang HT yaitu Hizbut Tahrir Indonesia.
Dari tiga orang generasi awal HTI tersebut, Muhammad Al-Khaththat yang pernah menjabat sebagai Ketua DPP HTI sudah tidak lagi berada di Hizbut Tahrir. Konflik antara HTI dan FUI (Forum Umat Islam) menjadi salah satu sebab perpecahan diantara mereka. Persoalannya sebenarnya 'sepele' yaitu FUI yang dibentuk sebagai jembatan HTI untuk ber'gaul' dengan umat Islam ternyata lebih populer dibandingkan dengan HTI sendiri. Adapun yang dua lagi masih di HTI sebagai Juru Bicara HTI dan Ketua DPP HTI.
Dalam perjalannya, Abdurrahman al-Baghdadi berupaya menawarkan gagasan khilafah tersebut ke berbagai ormas Islam, tetapi mendapat respon penolakan.
Menariknya, Abdurrahman Al Baghdadi tidak berani menawarkannya ke PBNU, karena sudah alergi dengan Gus Dur ketika itu. Jadi Gus Dur ini tidak perlu berdebat, dengar namanya saja orang sudah enggan. Ini luar biasanya Gus Dur, namanya menang sebelum perang. Jadi tidak perlu banyak mengeluarkan energi, karena Gus Dur selalu memakai prinsip: “Gitu aja koq repot”!
Download Ebook : Mengapa Indonesia Bukan Khilafah?