Islamoderat.com ~ Model Islam yang dibawa para walisongo ke Nusantara, atau kemudian populer disebut sebagai istilah Islam Nusantara, menjadikan kebudayaan Nusantara sebagai sarana untuk berdakwah.
Demikian menurut Wakil Ketua Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal pada kegiatan bedah buku Islam Nusantara yang diselenggarakan Lakpesdam NU Surakarta, di Kantor NU setempat, Kamis (27/8) malam.
“Islam Nusantara itu Islam yang merangkul Nusantara. Maksudnya, dalam pendekatan terhadap kenyataan kebudayaan Nusantara ini tidak memakai cara tumpas kelor, tetapi dijadikan sarana untuk pengislaman, dan selaras dengan Islam,”
Ditambahkan Sahal, model Islam Nusantara yang membawa nilai dakwah yang santun dan damai, merupakan perwujudan dari Islam yang kaffah (menyeluruh) dan rahmatan lil alamin. “Islam Nusantara ini Islam yang kaffah dan memakai ilmu, bukan sekedar pokoe (yang penting) memakai istilah kaffah,” jelas Sahal.
Lebih lanjut diungkapkan Sahal, para ulama Islam Nusantara ini memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah saw. “Jadi sanadnya bukan dari Syekh Google. Tapi mereka mendapatkannya dari para guru yang memiliki mata rantai keilmuan hingga Rasulullah,” ujar dia.
Sementara itu, menurut narasumber lainnya, KH Abdullah Sa’ad, munculnya istilah Islam Nusantara masih perlu dikaji lebih lanjut, khususnya yang perlu dicari pertama kali adalah siapa yang memulai memperkenalkan istilah ini.
“Kalau dalam bahasa pesantren, perlu diketahui dulu siapa mushanifnya dari mana asalnya, agar lebih jelas ketika kita akan memberikan hukum terhadap sesuatu, termasuk Islam Nusantara ini,” ujar Pengasuh Pesantren Al-Inshof Karanganyar, Jawa Tengah itu. (Ajie Najmuddin/Fathoni)
sumber nu.or.id