Islamoderat.com ~ Merayakan hari raya idul fitri tak sekedar spesial bagi umat islam tetapijuga menjadi moment dan hari yang terasa sangat sakral untuk dirayakan. Dihari ini rasa syukur berlipat ganda karena dengan izin Allah SWT kita mampu menjalankan kewajiban selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Dengan segalaaktivitas ibadah yang telah dilakukan, limpahan ampunan yang diberikan olehAllah SWT serta pelatihan diri dalam mengelola hawa nafsu sepanjang bulan Ramadhan kita seperti terlahir kembali dalam keadaan suci.
Rasa syukur initak terkecuali dirasakan juga oleh umat muslim Indonesia yang sekarang berada di Korea Selatan (Korsel). Rasa syukur itu terwujud dalam bentuk ibadah-ibadah yang sunnah maupun wajib dijalankan selama hari raya idul fitri seperti sholat ‘Ied secara berjamaah dan penunaian zakat fitrah.Sholat sunnah ‘Ied secara berjamaah di Korsel dilakukan baik di dalam masjid maupun di lapangan terbuka.
Hal yang sangat mencolok dan menjadi perhatian adalah ketika sholat dilakukan dilapangan terbuka. Tak jarangwarga non muslim Korsel yang sedang berlalu lalang melewati arena lapanganyang digunakan untuk sholat, terkagum melihat jumlah jamaah sholat ‘Iedyang begitu banyak. Mereka sangat antusias dan memperhatikan dengan seksama ribuan jamaah yang sedang mendengarkan khotbah sholat Ied dan melaksanakansholat secara khusu’.
Jumlah jamaah yangbegitu banyak membuat heran orangKorsel karena bagi mereka hanya sebuah konser musik yang mampu mengundang masa sebanyak itu berkumpul di sebuah lapangan terbuka. Kekaguman ini mudah– mudahan menjadi magnet penarik bagi warga non-muslim Korsel untukmengenal islam lebih dalam.
Hari raya Idul Fitri belum menjadi hari libur nasional di Korsel karena jumlah muslim yang masih minoritas. Hari raya idul fitri 1436 H yang jatuh dihari kerja membuat para WNI muslim harus meminta izin berlibur. Surat Izin libur untuk merayakan hari raya idul fitri difasilitasi oleh Kedutan Besar Republik Indonesia melalui surat edaran yang ditujukan kepada perusahaan tempat bekerja atau kampus tempat belajar.
Keberadaan surat ini sangat membantu sekali dalam menjelaskan kepada warga non-muslim Korselakan pentingnya hari raya idul fitri bagi muslim. Sehingga surat ini banyak digunakan oleh seluruh WNI di Korsel. Meskipun terkadang tidak semua pekerja Indonesia mendapatkan izin untuk berlibur di hari raya idul fitri tidak jarang beberapa perusahaan atau kampus lain sangat paham dengan makna penting Idul fitri sehingga tidak harus menyertakan surat izin, cukup dengan izin secara lisan.
Rasa syukur akan hadirnya Idul fitri terwujud pula dalam ibadah penunaian Zakat fitrah. WNI di Korsel mendapatkan kemudahan dalam menunaikan kewajiban ini karena adanya organisasi Komunitas Islam Indonesia (KMI) yang mewadahi 42 musholah Indonesia di Korsel dan lembaga sosial dari Indonesia yang bertindak sebagai amil zakat.
Amil zakat di Korsel sudah mengumpulkan zakat fitrah seminggu sebelum hari idul fitri hingga beberapa saatmenjelang pelaksanaan sholat ‘Ied. Hasil zakat yang didapat langsung didistribusikan oleh para amil kepada para mustahiq zakat di Indonesia.
Besar zakat fitrah di Korsel ditetapkan sebesar 8.000 KRW menyesuasikandengan harga beras di pasaran.
Hal lain yang melengkapi Idul fitri 1436 H bagi WNI di Korsel adalah silaturahim dan ramah tamah dengan saudara – saudara muslim lainnya.
Sebagai sesama perantau yang jauh dari keluarga, berkumpul dengan rekan seperjuangan menjadi obat rindu akan kampung halaman dan keluarga tercintadi rumah. Oleh karena itu, pasca sholat ‘Ied, musholah – musholah yang didirikan oleh orang Indonesia mengadakan acara silaturahim lengkap dengan segala hidangan khas idul fitri di Indonesia, seperti : ketupat, lontong,opor, rendang dll. Dengan kegiatan ini umat muslim Indonesia yang sedang berada di Korsel tetap merasakan nikmat dan khidmatnya Idul Fitri meski sedang berada di negeri minoritas islam dan berjarak ribuan meter dari kampung halaman.
*Muhammad Roghib Ar-Romadhoni*Tim Dakwah Al-Bahjah Korea Selatan sekaligus Mahasiswa di Yeungnam University-KoreaSelatan