Wahabi Serang Wahabi : Terbakarnya Bokong Abu Karimah Askari Balikpapan


Islamoderat.com ~ "Terbakarnya Bohong Abu Karimah Askari", begitulah salah satu judul tulisan yang ditulis didalam situsnya yang beralamat di "semogakamiselamat.wordpress.com".

Tulisan itu diposting pada 27 Maret 2012 lalu  Firman Hidayat (37) atau Abu Abdirrohman Jakarty, warga Margonda Raya Kota Depok.  Ia memiliki fanpage facebook beralama di http://ift.tt/1FPGebH .

Dalam pengakuannya, ia awalnya membuat blog salafyindependent@wordpress.com,  pembelasunnah&ulama@wordpress.com, kemudian blog semogakamiselamat.wordpress.com.

Menurutnya, Askari Balikpapan telah melakukan kekufuran melalui ucapannya kepada benda mati. Askari juga dinilai membawa talbis (tipu daya) pemikiran wahabi sururiyyin dan telah melebarkan sayap dakwah hizbiyyah menggunakan harta umat.

Organisasi Itu Bid'ah

Yang menarik, saat ada seorang (akun:Abu ayib) bertanya mengenai organisasi apakah bid'ah atau tidak. Firman Hidayat (Wahabi) membenarkan bahwa itu bid'ah.  "naam bid’ah", katanya. 


Berikut tulisan dan screenshotnya :



TERBAKARNYA BOKONG ABU KARIMAH ASKARI




TARJIM DUAT MUTA’AKHIR
BAB : Abu Karimah Askari balikpapan



latar belakang pendidikan : dari berbagai sumber berita masyur bahwa askary loncat dari tempatnya ABUL HASAN AL MISRY lalu menclok di darul hadits dammaj yang kita dapat info tidak sampai 6 bulan lalu pulang ke indonesia




ASKARY dahulunya DAI IHYA ATTUROUT masyur

di biayai ihya atturout untuk belajar kepada ABUL HASAN AL MISRI di yaman,ntah kenapa bisa pindah ke dammaj ?



kembali kepada mendudukan perkara mukholafah syariah pada dakwahnya

ucapan askary kepada benda mati adalah ucapan kekufuran

” Mendulang Berkah Dengan Yayasan Salafiyyah “
sebagai contoh dalam perkara hajar aswad lihatlah sahabat umar bin khotob rodhiyallohua anhu
Pelaku Thawaf yang mengitari Baitullah itu dengan hatinya ia melakukan pengagungan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala yang menjadikannya selalu ingat kepada Allah, semua gerak-geriknya, seperti melangkah, mencium dan beristilam kepada hajar dan sudut (rukun) yamani dan memberi isyarat kepada hajar aswad sebagai dzikir kepada Allah Ta’ala, sebab hal itu bagian dari ibadah kepada-Nya. Dan setiap ibadah adalah dzikir kepada Allah dalam pengertian umumnya. Adapun takbir, dzikir dan do’a yang diucapkan dengan lisan adalah sudah jelas merupakan dzikrullah;
sedangkan mencium hajar aswad itu merupakan ibadah di mana seseorang menciumnya tanpa ada hubungan antara dia dengan hajar aswad selain beribadah kepada Allah semata dengan mengagungkan-Nya dan mencontoh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam hal itu, sebagaimana ditegaskan oleh Amirul Mu’minin, Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu ketika beliau mencium hajar aswad mengatakan, “Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau (hajar aswad) tidak dapat mendatangkan bahaya, tidak juga manfa’at. Kalau sekiranya aku tidak melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.”
Adapun dugaan sebagian orang-orang awam (bodoh) bahwa maksud dari mencium hajar aswad adalah untuk mendapat berkah adalah dugaan yang tidak mempunyai dasar, maka dari itu batil. Sedangkan yang dinyatakan oleh sebagian kaum Zindiq (kelompok sesat) bahwa thawaf di Baitullah itu sama halnya dengan thawaf di kuburan para wali dan ia merupakan penyembahan terhadap berhala, maka hal itu merupakan kezindikan (kekufuran) mereka, sebab kaum Muslimin tidak melakukan thawaf kecuali atas dasar perintah Allah, sedangkan apa saja yang perin-tahkan oleh Allah, maka melaksanakannya merupakan ibadah kepada-Nya.
Tidakkah anda tahu bahwa melakukan sujud kepada selain Allah itu merupakan syirik akbar, namun ketika Allah Subhannahu wa Ta’ala memerintahkan kepada para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam, maka sujud kepada Adam itu merupakan ibadah kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan tidak melakukannya merupakan kekufuran?

maka YAYASAN DAKWAH jika jelas dengan lafadz seperti ini,mengkaitkan

benda MATI menjadi perantara untuk beribadah kepada ALLOH azza wa jalla

maka benda mati tersebut menjadi THOGHUT ! ! ! karena jelas tidak ada salafnya menyangkut yayasan dakwah kepada peribadatan membawa lafadz barokah ? maka ini penting di ketahui bahwa benda mati MUTLAQ tidak boleh di kaitkan dengan IBADAH ! ! ! terkecuali sarana2 seperti microphone,alat rekam dll



USLUB DAKWAH


1. membawa talbis kerancuan pemikiran sururiyyin membedakan kedudukan ulama sebagaimanaSyaikh Robi` bin Hadi Al Madkholi -hafidhahulloh  katakan
Jika salah seorang ulama mengkritik kesalahan salah seorang pimpinan mereka dengan dalil-dalil dan keterangan, mereka berkata: “Kami menunggu ulama besar!
” Syaikh Robi` bin Hadi Al Madkholi -hafidhahulloh- berkata: “Para ulama yang mulia untuk wajib mengetahui bahwasanya para ahlul ahwa wat tahazzub itu memiliki metode-metode yang menakutkan untuk mengumpulkan para pemuda, menguasai akal-akal mereka dan untuk menggugurkan jihadnya para pembela manhaj Salaf dan ahlinya di lapangan. Di antara uslub-uslub makar tersebut adalah memanfaatkan diamnya sebagian ulama terhadap si fulan dan fulan, walaupun dia itu termasuk orang yang paling sesat. Maka walaupun para kritikus memajukan hujjah yang paling kuat terhadap kebid’ahannya dan kesesatannya, cukuplah bagi orang-orang yang sengaja berbuat salah itu untuk menghancurkan kerja keras para penasihat dan pejuang itu dengan bertanya-tanya di hadapan orang-orang yang bodoh: “kenapa ulama fulan dan fulan diam dari si fulan dan fulan? Kalau memang si fulan itu di atas kesesatan tentulah mereka tak akan tinggal diam dari kesesatannya.

” Demikianlah mereka membikin pengkaburan terhadap orang-orang yang bodoh. Bahkan kebanyakan para pendidik dan keumuman orang tidak tahu kaidah-kaidah syar’iyyah dan pokok-pokoknya yang di antaranya adalah: bahwasanya amar ma’ruf nahi mungkar itu termasuk fardhu kifayah. Jika sebagian orang telah menegakkannya, gugurlah kewajiban itu dari yang lainnya.”


“Dan di antara uslub mereka juga adalah mengambil pujian/rekomendasi dari sebagian ulama untuk orang-orang yang karya tulis mereka, sikap dan kegiatan mereka telah dihukumi jauh dari manhaj salaf, bermusuhan dengan pengikut salaf dan berloyalitas dengan para musuh, dan perkara yang lain. Dan kebanyakan orang tidak tahu kaidah jarh wat ta’dil, dan bahwasanya kritikan yang terperinci itu didahulukan terhadap pujian, karena si pemuji itu membangun pujiannya di atas perkara yang nampak dan baik sangka. Dan si pengritik itu membangun kritikannya di atas ilmu dan kenyataan sebagaimana telah dimaklumi bersama di kalangan para imam jarh wat ta’dil.

Dan dengan dua uslub ini dan yang lainnya mereka hendak menggugurkan kerja keras para penasihat dan perjuangan para pembela sunnah dengan amat mudahnya, dan menjaring masyarakat yang banyak dan bahkan kebanyakan pengajar, dan menjadikan mereka tentara untuk memerangi manhaj salaf dan salafiyyun, dan membela para pemimpin kebid’ahan dan kesesatan.
Alangkah kerasnya perhatian para salafiyyun dalam menjaga dua celah ini, yang wajib bagi para ulama untuk menutupnya dengan kuat, dan memotong bahaya yang diakibatkan oleh dua lubang ini.” (“Al Haddul Fashil Bainal Haqq wal Bathil”/Syaikh Robi’ -hafidhahulloh-/hal. 144)

2. mengumpulkan manusia dari segala penjuru dan ini termasuk uslub dakwah sururiyin
Semangat dalam memperbanyak pengikut sampai tidak peduli tentang pentingnya Al Wala` wal Baro` (loyalitas dan berlepas diri) dalam manhaj. Bacalah ucapan Imam Al Wadi`i -rahimahulloh- di “Tuhfatul Mujib” hal. 146.

3.  metode jelek mengumpulkan harta umat atas nama dakwah untuk melebarkan sayap dakwah hizbiyyah
Bersemangat dalam mengumpulkan harta atas nama dakwah, padahal tujuannya adalah untuk mendukung hizbiyyah mereka. Bacalah ucapan Imam Al Wadi`i -rahimahulloh- di “Tuhfatul Mujib” hal. 146 dan 202
ana cukupkan di sini……….nanti di sambung
alhamdulillah

https://semogakamiselamat.wordpress.com/2012/03/27/terbakarnya-bokong-abu-karimah-askari/

https://semogakamiselamat.wordpress.com/tentang-saya-daftar-tamu-2/

https://generasisalaf.files.wordpress.com/2013/05/blog-salafy-saling-memusuhi.jpg






red. Ibnu Manshur