Islamoderat.com ~ Shalat terdiri dari beberapa macam, diantaranya memiliki kesamaan tatacara pelaksanaan, namun sebagian memiliki tatacara pelaksanaan yang sedikit berbeda dengan lain.
Seperti misalnya, shalat jenazah yang hukumnya fardlu kifayah, dilaksanakan dengan cara berdiri, tanpa ruku', sujud dan sebagainya.
Ada pula shalat sunnah yang dilakukan dengan 2 raka'at tetapi ruku' didalamnya berjumlah 4 kali. Demikian juga pembacaan surah Al-Fatihah dibaca sebanyak 4 kali. Itulah shalat sunnah gerhana, baik shalat gerhana bulan (khusuf) maupun gerhana matahari (kusuf).
Shalat sunnah gerhana mirip dengan shalat sunnah 2 raka'at pada umumnya, hanya ada tambahan pada ruku', qira'ah maupun berdirinya. Hukumnya sunnah, dantermasuk sunnah mua'akkad berdasarkan Ijma'. Hadits yang menjadi dasar pelaksanaan shalat gerhana adalah
إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا
"Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Maka jika kalian melihat gerhana keduanya, hendaklah shalatlah." (HR. Al Bukhari)
Secara ringkas tatacara pelaksanaan shalat gerhana sebagai berikut :
- Disunnahkan untuk mandi, sebab shalat gerhana disyari'atkan adanya perkumpulan dan khuthbah, sehingga dianjurkan untuk mandi seperti halnya shalat Jum'at.
- Disunnahkan adanya nida' "Ashhalatu Jami'ah / الصلاة جامعة". Disunnahkan dilakukan secara berjama'ah.
- Shalat gerhana terdiri dari 2 raka'at, yang mana setiap raka'at ada 2 berdiri, 2 qira'ah, 2 ruku' dan 2 sujud. Berikut tata caranya:
PANDUAN SHALAT GERHANA MAHATARI DAN BULAN
1. Berniat shalat gerhana. Shalat sunnah gerhana matahari, kusufisy syamsi, sedangkan shalat sunnah gerhana bulan, khusufil qamari.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
2. Takbiratul Ihram bersamaan dengan niat didalam hati.
3. Membaca do’a istiftah dan berta’awudz pada umumnya sebagai bagian daripada sunnah shalat, kemudian membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca ayat/surah. Disunnahkan membaca surah Al-Baqarah atau seumpamanya.
4. Kemudian ruku' sambil membaca tasbih, kira-kira lamanya 100 ayat. Artinya perbanyak membaca tasbih.
5. Kemudian bangkit dari ruku'.
6. Membaca surah Al Fatihah (kembali), kemudian membaca surah.
7. Kemudian ruku' (lagi) sambil membaca tasbih, lamanya kira-kira kadar 70 ayat.
8. Kemudian sujud sebagaimana sujud seperti shalat biasanya. Sebagian ulama mengatakan, perlama sujudnya sebagai lamanya ruku'. Lalu duduk diantara 2 sujud, dan sujud kembali.
9. Kemudian bangkit dari sujud untuk mengerjakan raka'at ke-2. Raka'at kedua dikerjakan sebagaimana raka'at pertama.
10. Setelah membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca ayat/surah.
11. Kemudian ruku', kira-kira lamanya kadar 70 ayat.
12. Kemudian berdiri dari ruku'
13. Membaca Al-Fatihah (kembali), kemudian baca ayat/surah.
14. Kemudian ruku' (lagi), lamanya sekadar 50 ayat. dan I'tidal
16. Kemudian sujud seperti biasa, duduk diantara dua sujud, tasyahhud, shalalat dalam tasyahhud, dan salam.
Shalat sunnah gerhana matahari disunnahka sir (lirih) dalam bacaannya, sedangkan shalat sunah gerhana bulan disunnahkan jahar (menampakkan suara).
Penulis : Ibnu L' RabassaReferensi al-Majmu' syarh al-Muhadzdzhab, bacaan "Shalat Gerhana" (NU Online)