Sejarah Tragedi Pasukan Tartar Dalam Dunia Islam



Islamoderat.comAL MUWAFAQ berkata; “..Jika kita berbicara mengenai orang-orang Tartar maka kita membicarakan sejarah yang seakan menghapus sejarah yang lain, satu bencana yang membuat bencana lain terasa kecil, satu kejahatan yang memenuhi seluruh penjuru dunia”.


***

Kaum Tartar memiliki bahasa yang banyak bercampur dengan bahasa India karena mereka secara geografis berbatasan dengan India. Perjalanan antara wilayah tempat mereka tinggal dengan Makkah adalah 4 bulan, jika kita bandingkan dengan orang-orang Turki, maka mereka jauh lebih lebar bidang dadanya, pinggulnya kecil, postur tubuhnya kecil dan warna kulit kuning, gerakannya cepat pikirannya gesit, mereka selalu menangkap kabar tentang bangsa-bangsa lain, sedangkan kabar mereka tak sampai ke bangsa lain. Sedikit sekali mata-mata yang mampu mengelabui mereka, sebab orang-orang asing tidak memiliki wajah yang mampu mengelabui mereka. Jika mereka menginginkan tentang wilayah, mereka selalu merahasiakan keinginannya tersebut, sehingga penduduk sebuah negeri tidak mengetahui kedatangan mereka dan mereka pun masuk ke wilayahnya.

Mereka bergerak secara tiba-tiba. Sementara tidak ada tentara bangsa lain yang bisa menyusup ke dalam barisan mereka. Oleh sebab itulah semua tipu daya akan selalu menghadapi kegagalan ketika berhadapan dengan mereka dan ketika sudah berada dalam lingkaran mereka sulit untuk melarikan diri, kaum wanitanya memiliki jiwa perang seperti kaum lelakinya. Senjata yg biasa mereka pakai adalah panah, soal makanan mereka hanya memakan daging. Dalam perjalanan petualangan penaklukan mereka menyiapkan persediaan dari bahan mentah, mereka selalu membawa kambing dan sapi serta kuda untuk mereka makan. Mereka tidak mengharamkan apapun, mereka makan semua binatang termasuk hewan melata bahkan daging manusia, mereka menyembah matahari saat terbit. Mereka tidak mengenal istilah nikah wanita-wanitalah yg mendatangi kaum lelaki dalam jumlah tak terhitung. Dalam berperang mereka tidak pandang bulu dan nyaris tidak membiarkan seorang penduduk pun untuk hidup mereka membunuh laki-laki, perempuan ataupun anak-anak. Maksud & tujuan mereka bukan untuk menguasai harta dan berkuasa, namun hanya ingin menghancurkan dan memusnahkan ras lain selain ras mereka.


Ada yang berkata, “Negeri orang Tartar itu ada di ujung negeri China. Mereka adalah penghuni gurun dan terkenal dengan kejahatannya.” China yang saat itu dibagi menjadi 6 kerajaan dan keenamnya ada dibawah kekuasaan seorang raja yang agung, yaitu Khan yang Agung. Dalam masyarakat China dia sama dengan Khalifah di kalangan kaum muslimin. Pada akhirnya kaum Tartar dibawah komando Jengis Khan berhasil menaklukan semua kerajaan China tersebut. Sejak itulah Jengis Khan berkuasa penuh dan orang Tartar menganggap Jengis khan adalah titisan tuhan. Mereka untuk pertama kalinya keluar dari China pada tahun 606 H, melakukan petualangan dan penaklukan serta terus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain hingga tahun 615 H.

etaka bagi kaum muslimin berawal ketika waktu itu penguasa Khurasan Sultan Khawarizm Syah melakukan kerjasama dengan Jengis Khan. Mereka menyepakati kerjasama perdagangan, ketika para pedagang Tartar datang justru mereka ditangkapi dituduh mata-mata harta dagangan mereka dirampas dan disita. Insiden ini terjadi  karena bisikan paman Sultan Khawarizm Syah yang terkenal tamak. Paman sang Sultan adalah wakilnya untuk wilayah Asia Tengah yang memiliki 20 ribu  tentara. Mengetahui kaumnya diperlakukan semena-mena, Jengis Khan mengirim utusan membawa surat kecaman dan ancaman. Sultan Khawarizm Syah ketakutan membaca surat ancaman Jengis Khan akal sehatnya tertutup dan membeku. Sultan dengan gegabah memerintahkan membunuh utusan Jengis Khan, maka dibunuhlah mereka. Inilah tindakan yg membuat darah kaum muslimin mengalir deras ke bumi akibat tindakan bodoh seorang Sultan. Tak lama Jengis Khan dan bala tentaranya menyerbu, Sultan Syah melarikan diri, semua pasukan dan pengawalnya terbunuh. Sultan Syah mati dalam kesendirian dipelariannya karena sakit. Ini terjadi pada 617 H. Tartar menguasai semua wilayahnya. Semua wilayah dari negeri Turkistan, Bukhara, Samarkand, Azerbaijan dan banyak lagi wilayah ditaklukkan Tartar. Ibnu Atsir dalam kitabnya Al-kamil fi-At Tarikh berkata; “Peristiwa Tartar adalah tragedi besar dalam sejarah kaum muslimin, dia adalah musibah paling tragis yang belum pernah terjadi satu peristiwa yang demikian.”

Tidak ada satupun negeri yg mereka datangi kecuali penduduknya menggigil karena ketakutan atas tindakan biadab mereka.  Pada 656 H. Orang2 Tartar sampai ke Baghdad dipimpin oleh Hulagu khan. Ia adalah Cucu Jengis Khan. Kedatangan mereka disambut oleh tentara Khalifah, namun tentara Khalifah kalah dalam pertempuran tersebut. Mereka memasuki Baghdad pada tanggal 10 Muharram. Seorang menteri menasehati Khalifah agar mengadakan perdamaian dengan Tartar. Menteri ini adalah pengkhianat. “Temuilah mereka saya akan mengatur semua perdamaian ini” Kata Mentri meyakinkan Khalifah. Khalifah sama sekali tidak menaruh curiga dengan apa yg dilakukan oleh sang Menteri. Menteri berkata, “Raja Tartar itu ingin mengawinkan putrinya dengan putra Khalifah, dan tetap mendudukkanmu sebagai Khalifah maka terimalah permintaan mereka, untuk mencegah tertumpahnya darah kaum muslimin temuilah mereka bersama-sama dengan pembesar & pejabat penting.” Maka keluarlah para pejabat penting, para Ulama dan Fukaha dari Baghdad seperti yang dijanjikan si menteri, namun ternyata mereka dihabisi oleh Tartar dan setiap orang penting yang diutus menemui selalu dihabisi. Sebenarnya Ini adalah strategi untuk melemahkan Khalifah, dengan menghabisi orang penting disekelilingnya. Setelah itu perang pun meletus di Baghdad selama 40 hari, korban jatuh lebih dari 1 juta penduduk nyaris tidak ada yang selamat dalam pembantaian sadis ini, hanya orang-orang yang bersembunyi di sumur dan kolong jembatan. Khalifah, keluarga dan anak-anaknya dibunuh dengan cara yang mengenaskan, sisanya ditawan.

Dan tak ada lagi Khilafah. Khutbah Jum'at terakhir yang dikumandangkan di Baghdad pada saat gejolak perang berlangsung saat itu adalah: “..Segala puji bagi Allah yang menghancurkan umur-umur kematian, dan memutuskan kefanaan pada penghuni negeri ini.” Bahkan Adz-Dzahabi berkata: “Saya kira Khalifah tidak sempat dikebumikan ini merupakan bencana yang belum pernah dialami kaum muslimin.” Setelah Hulagu Khan membunuh Khalifah dan penduduk Baghdad, ia menempatkan orang-orangnya di Irak. Ibnu 'Alqami meminta kepada Hulagu Khan agar dia menjadikan orang-orang Alawiyin sebagai Khalifah namun Hulagu Khan menolak permintaan ini, akibatnya ia dan orang-orang Baghdad hidup laksana budak yg menyedihkan begitu juga sang Menteri penghianat, ia tidak mendapat apa-apa & hidup dalam kehinaan dibawah orang-orang Tartar. Setelah menaklukkan khilafah di Baghdad, Hulagu Khan mengincar Damaskus. Damaskus yang kala itu di bawah kekuasaan Sultan Malik an Nashir. Hulagu Khan mengirimi ia surat ancaman yang berisi, “Kemana kalian akan melarikan diri takkan ada tempat tuk lari, darat dan laut semuanya ada di telapak kaki kami".

Memasuki tahun 658 H, kala itu dunia Islam masih tidak memiliki seorang Khalifah. Tartar telah menyebrangi sungai Eufrat menuju Damaskus, orang-orang Mesir yang telah siap tempur juga menuju Damaskus menyongsong tentara Tartar dengan semangat jihad. Pasukan dipimpin oleh Penguasa Mesir Sultan Al Malik Al Muzhaffar dan panglimanya Ruknuddin Baybars yang baru saja diangkat mereka akhirnya bertemu dengan Tartar di sebuah daerah bernama 'Ayn Jalut. Kedua pasukan terlibat pertempuran sengit pada hari Jum'at tanggal 15 Ramadhan. Tentara Tartar kalah telak, mereka terbunuh dalam jumlah yg banyak, sebagian melarikan diri. Al Muzaffar segera mengirim kabar kemenangan ke Damaskus, penduduk Damaskus menyambut gembira kemenangan tersebut. Sedangkan Baybars terus mengejar memburu pasukan Tartar yang tersisa dan berusaha mengusirnya.

Kisah petualangan penaklukan orang-orang Tartar tidak berakhir disini, sejarahnya masih panjang di wilayah yang lain. Sementara setelah itu, terjadi konflik internal antara Sultan Al Muzaffar dan Panglimanya Baybars, Sultan terbunuh. Kemudian Baybars pun menobatkan diri menjadi Sultan. Pada masa itu kursi Khilafah masih mengalami kekosongan, masa itu kira-kira berlangsung selama 3 setengah tahun. Sampai akhirnya didirikanlah Khilafah di Mesir dengan Khalifah bernama Al Munthasir. Pada tahun 659 H. Al Muntasir hanya menjabat Khalifah selama 6 bulan, ia tewas dipancung orang-orang Tartar. Kursi Khilafah diteruskan oleh Al Hakim bi Amrillah dia berkuasa 40 tahun lebih. Khalifah pada masa-masa itu tak lebih hanya sekedar penguasa simbolis, bahkan kewenangannya sering diatur oleh Sultan.

Penulis : Iqbal Kholidi via muslimedianews.com