Wahabi Versus Syi'ah "Saling Mengkafirkan"


Islamoderat.com ~ Syi'ah dan Wahabi, dua kelompok Islam ekstrim yang terbilang baru menyebar di Indonesia namun pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat. kedua kelompok ini masing-masing memiliki pengikut yang banyak, sehingga mereka tidak segan-segan mengklaim kafir, bid'ah bahkan fasiq satu sama lain.

Menyikapi saling tuduh ini, Sony Abu Husein Ath-Thuwailibi melalui akun facebooknya membuat tulisan berjudul "HABIB AHMAD ZEIN: AWAS ! SYI'AH KALAU KALAH DEBAT, MENUDUH "WAHABI"."

Dalam tulisan tersebut, Habib Zain Al-Kaff (dari Al-Bayyinat) ditulis bahwa Habib Zain Al-Kaffa pernah dituduh Wahhabi. "Saya yang jelas-jelas NU saja, karena anti terhadap Syi'ah mereka tuduh saya sebagai wahabi", kata Habib Zain Al-Kaff, sebagaimana tulisan Sony, 1 Juli 2015.

Tulisan tersebut, baru ditulis oleh Sony setelah situs Islam Aswaja memuat lansiran tentang peringatan Habib Muhammad Rizieq Syihab mengenai jebakan Syi'ah, pada 30 June 2015.  Rupanya perkataan Habib Rizieq dalam acara Haul itu membuat kalangan Wahhabi gerah.

Sony al-Wahhabi menuliskan bahwa Habib Zein pernah menanggapi Syi'ah keluarga "Shihab" yang mengatakan bahwa Rasulullah tidak dijamin masuk surga.

Isu tentang apa yang dikatakan Sony, mengingatkan umat Islam pada kasus Prof. Quraisy Syihab yang telah memberikan klarifikasinya terhadap fitnah-fitnah yang beredar.

ALASAN MENGAPA DITUDUH WAHHABI ?

Habib Zain Al-Kaff merupakan tokoh yang sangat dekat dengan Wahhabi dan sangat anti terhadap Syi'ah. Sedangkan Wahhabi dan Syi'ah ibarat 'musuh bubuyutan'. Habib Zain al-Kaff sering kali diundang sebagai pembicara oleh Wahhabi dalam acara mereka.

Beragam format acara digelar kalangan Wahhabi, bahkan beragam nama organisasi dibuat Wahhabi, seperti ANNAS, Forum Masjid, dan sebagainya, untuk menyebarkan propaganda yang sama namun dengan nama yang berbeda.

Tak ketinggalan, nama Habib Zain Al-Kaf turut mewarnai acara Wahhabi untuk menarik masyarakat awam agar mendatangi acara tersebut. Foto Habib Zain pun sering dipasang besar, lalu ditulis sebagai PWNU Jatim atau MUI Jatim. Padahal PWNU tidak punya agenda acara bersama Wahhabi, demikian pula dengan MUI. Kehadiran Habib Zain Al-Kaff hanya mengatas namakan pribadinya atau mungkin saja mengatas namakan organisasinya sendiri, yakni Al-Bayyinat.

Diantara perseteruan Wahhabi-Syi'ah, ada kelompok Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Sikap Aswaja, khusus Nahdlatul Ulama (NU), terhadap Syi'ah maupun Wahhabi, tetap menganggap keduanya bagian daripada Islam. Berbeda dengan sikap Wahhabi (radikal) yang telah memvonis "Syi'ah Bukan Islam", meskipun Syi'ah di Arab Saudi sendiri memiliki hubungan dekat.

Bahkan, jumlah muslim Syi'ah di Arab Saudi mencapai sekitar 10-15% dari jumlah penduduk atau sekitar 2 sampai 4 juta penganut Syi'ah.

Habib Zain Al-Kaff dituduh sebagai Wahhabi itu sangat wajar karena kedekatannya dengan Wahhabi, disamping pernyataannya yang mengatakan bahwa wahhabi masih Ahlussunnah. Tetapi, tuduhan itu kebanyakan datang dari orang yang belum tahu tetang Habib Zain, atau mungkin saja datang dari kalangan Syi'ah. Persoalannya bukan hanya itu, tetapi ada hal lain yang perlu diketahui umat Islam. 


'WAHABI YANG ENGGAN DISEBUT WAHABI'


Bila Habib Zain enggan dituduh Wahhabi itu wajar karena dia merasa bukan Wahhabi meskipun dekat dengan Wahhabi. Dia sendiri masih diakui sebagai bagian daripada NU Jawa Timur. Tetapi ada yang jelas-jelas Wahhabi namun enggan disebut Wahhabi, ini perlu dikasih ajar.

Dalam hal istilah "Wahhabi", ada penganut Wahhabi yang bangga disebut Wahhabi, bahkan sampai menulis kitab tentang Wahhabi, tetapi ada pula penganut Wahhabi yang tidak mau disebut Wahhabi.

Jika terus saling klaim "Wahabi bukan Islam" atau "Syia'ah bukan Islam", kapan persatuan dan kesatuan dijunjung tinggi dalam Islam dan di Indonesia?

Oleh : Ibnu Manshur
Facebook Sony : http://ift.tt/1NyGMs3