Islamoderat.com ~ Tahun 2006 an. Suatu hari, saat saya jadi direktur kajian Islam Paramadina, seorang muslimah datang ke kantor. Berasal dari Bogor dan kerja di sebuah company besar. Ingatan saya: cantik, putih ala kulit cewek Sunda. Datang butuh konsultasi. Hal yang sangat fenonenal. Sejak al-Qur'an turun sampai detik ini. Nikah beda agama. Kalau tidak salah calonnya Katolik. "Pak ustadz, saya sudah konsultasi kemana-mana. Hasilnya sama. Haram. Lebih2 bila muslimah ceweknya", katanya. "Tapi, perkenankan saya cerita pengalaman pasca umrah", lanjutnya.
Liyana berkisah, pasca umrah, ia dan rombongan terus lanjut wisata ke Eropa. Destinasinya Yunani. Di salah satu pulau, ia sowan ke sebuah zawiyah,komunitas kaum sufi. Begitu tiba, ruang tamu syeh itu penuh sesak peziarah. Ia dikelilingi jamaah. Tiba2, syeh itu melambaikan tangan, minta Liyana maju. "Teruskan saja. Semoga bawa kebaikan dan kebahagiaan", begitu saran sang sufi itu.
Calon Liyana itu bernama Fred. Santun, baik dan luas kolega. Setahu saya ia pebisnis. Untuk memantapkan niat luhur mereka beberapa ngajak diskusi di luar kantor. Kami diskusi komitmen, kebebasan beragama, tiang2 bahagia universal, dan aroma rumah tangga.
Setahun tak ada kabar. Suatu hari Liyana memastikan hari H. Minta saya bimbing dan jadi "penghulu" swasta. Lokasi di club ekslusif di daerah Kemang Jaksel. Kedua keluarga mereka datang. Restu, ikut bahagia dan berdo'a sesuai iman masing2.
Pasca ijab-qabul kami tak ada kontak lagi. Suatu hati jelang Idul Fitri, "Pak, sms alamat rumah ya", sms kejutan dari Liyana. Pas pulang, "Ayah ada kurir antar parsel tuch", sambut istriku. "Siapa kirim?". "Supir Pak Fred", jelas istriku.
Tahun 2012, kami dirikan Yayasan Bani Zayyadi (BZF). Fokus pendidikan dan dakwah Islam. Saya didaulat jadi sekretaris. Kami bertekad majukan madrasah, makmurkan masjid dan berbuat terbaik bagi umat Islam. Saya bergerak ke sana kemari. Tentu untuk kebutuhan operasional dan gaji para ustadz.
Salah satu yang saya kontak Pak Fred. Kami janjian di Carefore Lebak Bulus. "Pak saya dirikan Yayasan pendidikan. Visi-misi, generasi muslim cinta damai, sejuk, harmonis. Model Cak Nur dan Gus Dur", presentasi saya.
"Baik pak ustadz. Saya siapkan 2 juta/bulan", sanggup Pak Fred. Sama sekali tak nyinggung apa-apa. Mengapa saya nyaman sekalipun banyak umat Islam malu-malu kucing dan sok tidak mau? Ya, Rasulullah sendiri obyektif, tidak gelap mata, panutan berislam yang waras dan sehat akal dan nurani.
Sepertinya Pak Fred dan Liyana kelimpahan rizki. Kini ekspansi bisnis. Bisnis kelapa sawit. Dan bukan saya saja muslim yang dibantu. Ada yang dibantu modal, beasiswa, dan bantuan ekonomi lemah. Kata Pak Fred: Hidup itu bermakna bila mengabdi dan melayani manusia.
Donasi bulan Pak Fred lancar dan ngalir. "Pak, mulai bulan depan donasinya bertambah 3 juta/bulan. Semoga manfaat", bunyi sms beliau 4 bulan berlalu. Ya, Allah, berikan keluarga ini sehat dan bahagia, gumanku berdo"a baginya.
2015. Minggu pertama dan kedua Ramadhan 2015 berjalan. Saya pusing. Apa pasal?Gaji guru +THR. Sejak H. Djawahir Adnan, ketua BZF wafat sebulan berlalu, saya ekstra kerja keras. Maklum, sandaran dana besar di jaringan beliau. Saya bertanggung jawab dana kecil. Lebih-lebih pembangun pesantren al-Qur'an di Bogor tidak boleh berhenti. Ya, Allah, THR guruku!
Kamis, 9 Juli 2015 jelang siang tadi. "Siang pak. Untuk dana THR sudah kami kirim juga ya. Tks salam", bunyi sms Pak Fred.
Alhamdulilah, ya Allah, Engkau tunjukkan indahnya relasi lintas agama yang harmonis dan damai. Pelayanan non-muslim kepada umat Islam. Demi islam yang rahmatan lil-alamin.
Mohammad Monib. https://www.facebook.com/moh.monib/posts/10205883405737150