Islamoderat.com ~ Lokalisasi prostitusi di Jakarta?
"Dulu ada Kramat Tunggak, lalu ditutup jadi Islamic Center... Kemudian bertebaran pusat-pusat prostitusi di Jakarta, dari pinggir jalan, kos-kosan, apartemen, losmen, diskotik, panti pijat, hingga hotel esek-esek per-jam.... Mau dilokalisasi atau tidak, prostitusi tetap subur bak jamur di musim hujan...
Manusia-manusia Jakarta memang butuh prostitusi... Ada bisnis, ada pula hasrat melampiaskan syahwat seksual di luar ikatan perkawinan... Ada faktor ekonomi, trauma keluarga broken-home, dan ada pula faktor kota metropolitan yg menawarkan kultur bebas seperti itu, tanpa kontrol moral lagi... semua nafsi-nafis, lu-lu, gue-gue ..."
"Lalu apa solusinya dong untuk lepas dari bisnis ma'siyat itu??", tanya seorang santri.
"Perlukah khilafah kata HTI?", tanya santri lainnya.
"Syariat Islam diberlakukan gaya kelompok wahabi? Negara diislamkan?"
"Pendekatan masalah prostitusi harus pakai pendekatan sufi...Baca kitab al-Hikam... "Ma'shiyatun awratsat dzullan wahtiqaran khairun min tha'atin awratsat izzan wastikbaran.. Itu cara membaca fenomena prostitusi".
"Maksudnya kiai?"
"Dalam sejarah nabi-nabi, prostitusi juga ada... Bukan menghapus prostitusi, karena itu seperti virus... susah dibasmi.. Yg penting adalah memberi antidot-nya, yaitu mengajak pelaku prostitusi untuk tobat... dengan memberi contoh cerita seorang perempuan PSK yg diampuni dosanya setelah menyelamatkan seekor anjing yg kehausan."
Sementara yg doyan "jajan" akan dilatih tirakat dan mujahadah, untuk berlatih mengekang nafsu.. Ketiga, bangunan keluarga juga harus dijaga...Anak-anak harus mendapat benteng moral yg kukuh, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga yg harmonis mawaddah wa rahmah".
"Apakah itu efektif kiai?"
"Itulah tantangan dakwah...mau kerja keras turun ke masyarakat, masuk ke sarang ma'siyat, mengingatkan orang, mengajak, merangkul, lalu memanusiakan mereka menuju sesuatu yg halalan thayyiban... ini pendekatan yg menuntut kesabaran tinggi dan butuh tenaga ekstra...namanya juga misi nabi...
Atau mau pakai cara palu godam, sekali pukul, habisi sekalian mereka, dengan gaya ISIS? lantas agamawannya duduk enak-enak berleha-leha, seolah urusan beres semua....??
Tunggu saatnya pelaku bisnis ma'siyat akan menyerang balik, dan agama pun kemudian diinjak-injak seakan jadi barang rongsokan....
Iblis itu makhluk halus.. dia gak sakit dipukul pakai palu godam atau pakai nuklir sekalipun... Iblis hanya akan tunduk kalau para agamawan merangkul murid-murid Iblis ke jalan yg benar dengan kasih dan sayang..dengan pendekatan zullan wahtiqaran...bukan arogansi dan keangkuhan religiusitas..."
"Dulu ada Kramat Tunggak, lalu ditutup jadi Islamic Center... Kemudian bertebaran pusat-pusat prostitusi di Jakarta, dari pinggir jalan, kos-kosan, apartemen, losmen, diskotik, panti pijat, hingga hotel esek-esek per-jam.... Mau dilokalisasi atau tidak, prostitusi tetap subur bak jamur di musim hujan...
Manusia-manusia Jakarta memang butuh prostitusi... Ada bisnis, ada pula hasrat melampiaskan syahwat seksual di luar ikatan perkawinan... Ada faktor ekonomi, trauma keluarga broken-home, dan ada pula faktor kota metropolitan yg menawarkan kultur bebas seperti itu, tanpa kontrol moral lagi... semua nafsi-nafis, lu-lu, gue-gue ..."
"Lalu apa solusinya dong untuk lepas dari bisnis ma'siyat itu??", tanya seorang santri.
"Perlukah khilafah kata HTI?", tanya santri lainnya.
"Syariat Islam diberlakukan gaya kelompok wahabi? Negara diislamkan?"
"Pendekatan masalah prostitusi harus pakai pendekatan sufi...Baca kitab al-Hikam... "Ma'shiyatun awratsat dzullan wahtiqaran khairun min tha'atin awratsat izzan wastikbaran.. Itu cara membaca fenomena prostitusi".
"Maksudnya kiai?"
"Dalam sejarah nabi-nabi, prostitusi juga ada... Bukan menghapus prostitusi, karena itu seperti virus... susah dibasmi.. Yg penting adalah memberi antidot-nya, yaitu mengajak pelaku prostitusi untuk tobat... dengan memberi contoh cerita seorang perempuan PSK yg diampuni dosanya setelah menyelamatkan seekor anjing yg kehausan."
Sementara yg doyan "jajan" akan dilatih tirakat dan mujahadah, untuk berlatih mengekang nafsu.. Ketiga, bangunan keluarga juga harus dijaga...Anak-anak harus mendapat benteng moral yg kukuh, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga yg harmonis mawaddah wa rahmah".
"Apakah itu efektif kiai?"
"Itulah tantangan dakwah...mau kerja keras turun ke masyarakat, masuk ke sarang ma'siyat, mengingatkan orang, mengajak, merangkul, lalu memanusiakan mereka menuju sesuatu yg halalan thayyiban... ini pendekatan yg menuntut kesabaran tinggi dan butuh tenaga ekstra...namanya juga misi nabi...
Atau mau pakai cara palu godam, sekali pukul, habisi sekalian mereka, dengan gaya ISIS? lantas agamawannya duduk enak-enak berleha-leha, seolah urusan beres semua....??
Tunggu saatnya pelaku bisnis ma'siyat akan menyerang balik, dan agama pun kemudian diinjak-injak seakan jadi barang rongsokan....
Iblis itu makhluk halus.. dia gak sakit dipukul pakai palu godam atau pakai nuklir sekalipun... Iblis hanya akan tunduk kalau para agamawan merangkul murid-murid Iblis ke jalan yg benar dengan kasih dan sayang..dengan pendekatan zullan wahtiqaran...bukan arogansi dan keangkuhan religiusitas..."
Oleh : Ahmad Baso, 28 April 2015