Yusuf Sang Penafsir Mimpi



Jakarta, Muslimedianews ~ Hari demi hari,  tahun demi tahun pun berlalu. Nabi Yusuf masih menanggung penderitaannya dengan ikhlas yakni berada di dalam penjara. Terdapat dua orang yang baru saja masuk, keduanya merupakan budak  lelaki raja, alasan mereka masuk penjara karna mereka telah membuat raja marah. 

Selama di dalam penjara keduanya mencontoh akhlak dan kepribadian Nabi Yusuf.  Apapun yang Nabi Yusuf lakukan sangat berpengaruh dan diikuti oleh keduanya sampai pada akhirnya mereka bertiga berkawan. Suatu hari yusuf menanyakan pekerjaan keduanya. Salah seorang ada yang menjawab pekerjaannya sebagai penuang minuman Raja sedangkan yang satunya sebagai tukang masak untuk raja. Kemudian keduanya penasaran akan pekerjaan Nabi Yusuf kemudian ia pun menjawab “Aku adalah seorang penafsir mimpi.”  

Semakin hari semakin banyak orang-orang yang masuk ke dalam penjara. Perlakuan Nabi Yusuf kepada semua orang sama. Ia berbuat baik kepada sesamanya. Suatu malam saat semua tidur terlelap, seorang  tukang masak Raja bermimpi. Ia membawa roti di kepalanya dan terdapat burung yang sedang memakan roti tersebut. Sedangkan yang lainnya sedang memeras  anggur. Keduanya berkata 

 “ Beritahukan pada kami tafsir mimpi itu. Sesungguhnya kami melihatmu diantara orang-orang yang berbuat kebaikan.” Disini Allah memberikan Nabi Yusuf sebuah kemampuan yang menakjubkan, yakni menafsirkan sebuah mimpi. Yusuf mengetahui tafsiran mimpi tersebut  dan menafsirkannya seolah-olah melihat kebenaran dalam mimpinya.

Yusuf menyebarkan ajaran Allah

Di dalam penjara Nabi Yusuf mengajarkan kepada kedua tawanan itu untuk meyembah Allah yang Maha Esa. Yang mana Nabi Yusuf ingin mereka percaya penuh kepadanya, bahwa tiada Tuhan selain Allah. Maka ia pun berkata kepada mereka, “Aku mengetahui segalanya, bahkan termasuk makanan yang diberikan para sipir untuk kalian. Allah memberikan kepadaku pengetahuan. Itu dikarenakan aku menyembah Allah yang Maha Esa dan menolak penyembah berhala, aku mengikuti agama ayahku-Ibrahim, Ishaq dan Yaqub. Allah memberikan rahmat ini kepadaku, Ahlulbait dan manusia. Tetapi, banyak manusia yang tidak bersyukur( atas rahmat Allah ini).”

Keduanya mendengarkan dengan amat sangat seksama. Nabi Yusuf meyakinkan keduanya bahwa Allah itu kekal .Yusuf meyakinkan arti mimpi dari keduanya. Ia yakin bahwa setelah keluar dari penjara salah satu dari mereka akan melanjutkan pekerjaannya dengan Raja dan sisanya akan disalib yang kepalanya akan dimakan burung-burung.  

Namun ketika di tengah pembicaraan orang yang bermimpi melihat roti di kepalanya menjadi ketakutan. Ia mengakui bahwa ia tidak bermimpi dan ia telah berbohong kepada Yusuf. Kemudian Yusuf menjawab, “Hal yang berkenaan dengan yang kau tanyakan telah ditetapkan.”

Pada Hari berikutnya keduanya keluar dari penjara. Si penuang minuman pergi menemui Raja dan melanjutkan pekerjaannya sedangkan Si tukang masak disalib. Seperti pernyataan mimpinya yang benar, maka dari situlah Si penuang minuman berjanji akan mengatakan kepada Rajanya  bahwa Yusuf tidak bersalah. Namun si penuang minuman lupa akan janjinya. Dengan sabar dan penuh keihlasan Nabi Yusuf percaya bahwa Allah tidak akan melupakannya.

Mimpi Raja

Suatu malam Raja tertidur. Kemudian Raja bermimpi sesuatu yang menakjubkan, yakni melihat tujuh ekor sapi yang gemuk di padang rumput hijau di tepi sungai. Tiba-tiba terdapat tujuh ekor sapi kurus yang menghampiri dan memakan mereka semua. Raja terbangun dam ketakutan. Kemudain  ia melanjutkan tidurnya dan bermimpi lagi. Ia melihat tujuh batang gandum yang berisi. Terdapat pula tujuh gandum yang kering dan kosong. Gandum kering tersebut menelan tujuh batang gandum yang penuh tadi. 

Kemudian terbangunlah lagi raja dari tidurnya. Ia memanggil para petingginya kemudian mengadakan pertemuan rapat besar.  Di dalam pertemuan raja bercerita tentang mimpinya tersebut. Para petinggi memikirkan mimpi raja, tetapi usaha mereka sia-sia saja. Mereka tak mampu memberikan jawaban kepada raja. 

Si penuang minuman kerajaan kala itu sedang mengisi cangkir dengan anggur dan mendengar sekilas pembicaraan para petinggi dengan raja. Dengan cepat si penuang minuman berjanji bahwa ia akan memberitahukan arti dari mimpi raja tersebut. Ia menceritakan mimpi yang dialami salah seorang kawannya di  penjara. Kala itu mimpinya ditafsirkan oleh Yusuf dan mimpi tersebut setelah ditafsirkan menjadi sebuah kenyataan. Maka Sang Raja memutuskan untuk menemui Yusuf bersama si penuang minuman.

Krisis Ekonomi

Penuang minuman segera pergi menemui Yusuf di penjara untuk memperoleh arti mimpi dari rajanya. Yusuf  dengan jelas melihat akan terjadi krisis ekonomi di masa mendatang. Yusuf berkata, “supaya kamu bercocok tanam tujuh tahum (lamanya) sebagaimana biasa : maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kalian makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang menghabiskan apa yang kalian simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup), dan dimana itu mereka memeras anggur.” 

Si penuang minuman itu pun membawa kata-kata Yusuf dan menceritakan penafsiran mimpi Yusuf dengan terperinci.  Raja terkejut atas perkataan Yusuf, ternyata Yusuf tidak hanya menafsirkan mimpinya tetapi juga memberikan kepada mereka sebuah rencana ekonomi.  Raja memerintahkan para prajurit untuk mengikuti instruksi dari Nabi Yusuf. 

Sekarang raja mengerti Yusuf adalah orang yang memiliki banyak kemampuan. Oleh karena itu raja memerintahkan agar Yusuf dibebaskan. Namun ketika Yusuf akan dibebaskan justru ia menolak meninggalkan penjara sampai raja sendiri yang menegaskan bahwa ia tak bersalah. 

Sampai pada akhirnya Yusuf menjadi tokoh besar di Mesir. Ia bertekad dalam dirinya untuk menyelamatkan Mesir dari bencana ekonomi di masa mendatang, mengatur urusan pertanian dan pengairan. Yusuf pun diangkat menjadi Gubernur di Mesir. Ia adalah orang yang sangat sabar. Ia beriman kepada Allah, memiliki hati yang bersih dan dipenuhi dengan keimanan.

Pertanian dan musim kering 

Terlihat jelas sekali kemajuan pada masa kekuasaan Nabi Yusuf. Pertanian, pengairan mengalir lancar. Saat itu terjadi kekeringan namun karena taktik yang sudah dipersiapkan oleh Yusuf selama tujuh tahun, saat krisis ekonomi Mesir sama sekali tidak mengalami kesulitan. Lumbung mereka penuh dengan gandum.  Selama Yusuf berkuasa, Mesir dipenuhi dengan barang-barang orang yang datang dari mana-mana ke Mesir. Karena perlakuan hangat Yusuf kepada siapapun, ia tidak egois atas kekuasaan yang dimilikinya serta rendah hati tanpa membandingkan siapa dirinya.




Diceritakan ulang oleh Danny Setiawan Ramadhan dari buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” karya Syekh Kamal As Sayyid