'Saya ini ulama NU, Sing Penting Allah nggak mecat saya'


islamoderat.com ~ Ini untuk menanggapi meme yang dibuat oleh syabab Hizbut Tahrir bila memang tulisan tersebut benar-benar berasal dari seorang yang mengaku sebagai kiai NU bernama KH. Sachrowardi  dari Serang, Banten.
***
"Sing penting Allah nggak mecat saya", pertanyaannya adalah memangnya Allah sebuah kelompok, partai (hizb), jama'ah, perusahaan atau semacamnya?. Begini kiai yang mengaku sebagai ulama NU, tidak ada istilah pecat memecat bila kaitannya dengan Allah, namun yang ada adalah menjadi hamba Allah yang ta'at atau tidak, menjadi muslim atau tidak. Semua itu tergantung dari seorang hamba itu sendiri.

Pada dasarnya, didalam NU atau tidak, bukanlah sebuah persoalan, yang terpenting tetap Islam Ahlussunnah wal Jama'ah bermadzhab dan pengamal atau cinta terhadap Tasawuf. Tetapi berjama'ah dalam kelompok Ahlussunnah wal Jama'ah terbesar seperti Nahdlatul Ulama (NU) itu Insyaallah lebih selamat dan barokah.

Sikap memilih ke Hizbut Tahrir itu sangat disayangkan, tetapi itulah ujian, akibat dari sikap tidak sabar berada di Nahdlatul Ulama, senang dengan sanjungan-sanjungan dari hizbut tahrir, dan kurangnya informasi serta melakukan kajian terhadap gerakan Hizbut Tahrir. Kebanyakan yang memilih ke HT adalah orang-orang yang merasa tersanjung kalau ada di HT, merasa deratanya diangkat. Bayangkan baru bisa akhi-akhi-an sudah dipanggil ustadz, pengurus mushalla bisa jadi ustadz, dan sebagainya. Di NU memang apresiasi agak kurang, harus berkontribusi dulu baru mendapat apresiasi, bukan mau berkontribusi kalau sudah mendapat sanjungan. Seharusnya memang demikian sebagai tanda keikhlasan.

Keluar dari NU bukanlah sesuatu yang membanggakan, apalagi masuk ke kelompok yang pahamnya bukan Ahlussunnah wal Jama'ah, ini mengindikasikan kurangnya keberkahan yang didapat, kurangnya "pergaulan" dengan ulama-ulama NU lainnya.

Kalau kiai tersebut dipecat dari pengurus NU, itu keputusan yang sangat tepat. NU tidak akan hilang wibawanya, tidak akan pernah pudar dari sejarah, hanya kehilangan satu atau beberapa orang, sebab pada dasarnya yang "butuh" bukanlah NU, melainkan orang-orang membutuhkan NU untuk keberkahan hidupnya karena NU adalah organisasi yang dibangun oleh para ulama untuk mempertahankan ajaran Nabi Muhammad SAW.

***
Ibnu L' Rabassa