Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha



Jakarta, Islamoderat ~ Segerombolan kafilah hendak menuju Mesir. Namun, ketika di pertengahan jalan, mereka berhenti sejenak karena melihat sumur. Mereka hendak mengambil air dalam sebuah sumur sebagai bekal minum dalam perjalanan mereka. Kafilah pedagang itu pun meyuruh pembantunya agar menuju ke sumur tersebut.
Segera para pembantu itu melemparkan timba ke dalam sumur itu. Mereka tidak mengetahui bahwa di dalam sumur itu ada seseorang yang berharap pertolongan. Ya, Yusuf sudah berada di sana selama tiga hari karena kelakuan saudara-saudaranya. Maka ketika para pembantu kafilah pedagang melemparkan timba ke sumur, Yusuf pun memegang kuat tali tersebut. Bak sebuah mutiara indah, Yusuf membuat kafilah merasa beruntung menemukan Yusuf. Ia diaanggap sebagaibarang yang kelak akan mereka jual di Mesir.

Awal dari pertemuan
Kafilah itu pun segera melanjutkan perjalanan ke Mesir. Mereka menghabiskan waktu selama dua belas hari perjalanan. Yusuf turut dalam rombongan itu. Ia masih muda kala itu. Sepanjang perjalanan, ia hanya terdiam tak berkata-kata. Hal itu membuat khawatir pedagang yang hendak menjualnya. Takut jika nantinya Yusuf mengatakan bahwa ia bukan budak. Maka mereka pun memutuskan akan menjual Yusuf dengan harga rendah.
Saat pedagang itu menawarkan barang dagangannya, mereka juga menawarkan Yusuf. Seorang Panglima tertinggi pasukan keamanan Mesir datang memriksa kafilah itu. Panglima tersebut melihat Yusuf, ia tertarik ingin membelinya. Pedagang itu pun menjual Yusuf dengan harga dua puluh dirham dan Yusuf pun dibawa Panglima ke Istana.
Kini, Yusuf telah berada di sebuah istana nan luas lagi megah. Ia melihat tanman-taman yang indah menghiasi istana tersebut. Ia juga melihat wanita cantik yang diketahui sebagai istri Sang Panglima, namanya Zulaikha. Yusuf hidup di istanan bagaikan seorang tuan. Namun, hokum negeri tersebut tetap menganggap Yusuf seorang budak.

Ujian berat
Waktu berlalu dan tak terasa Yusuf telah menjadi sosok pemuda tampan yang mempesona. Semua orang di istana mencintainya termasuk Zulaikha. Ia tidak melihat kejernihan jiwa Yusuf, akan tetapi begitu tertarik akan ketampanan yang dimiliki Yusuf. Ia selalu meikirkannya, memujanya dan ia pun telah jatuh hati kepada Yusuf, ia berusaha terus mendekati Yusuf, namun Yusuf lbih memilih menghindarinya.
Hingga suatu hari, Zulaikha menginginkan Yusuf berbuat kejelekan dengan melanggar janji terhadap suaminya. Ia ingin memilikiYusuf bagaimanapun caranya. Benih-benih cinta benar-benar telah bersemi di hati Zulaikha. Namun, cahaya keimanan memenuhi hati dan jiwa Yusuf. Ia selalu menghindar dan memohon agar Zulaikha bertobat.
Pernah pula, kala itu istana sepi tak ada seorangpun. Zulaikha mulai menggoda Yusuf dan mengajak pada perbuatan yang sangat terlarang. Yusuf mengetahui gelagat aneh Zulaikha dan segera ia berlari melalui gang-gang istana. Ketika Yusuf hendak keluar melalui pintu istana, Zulaikha berhasil meraih kemejanya dan menariknya hingga robek. Saat itu pula, pintu terbuka dan ternyata suami Zulaikha tepat berada di depan pintu.
Zulaikha mulai berpura-pura marah dan menanyakan apa hukuman bagi orang yang berbuat nista terhadap istri Panglima. Yusuf melakukan pembelaan atas dirinya. Panglima bingung, tak tahu mana yang berkata jujur. Hingga seorang sepupu Zulaikha berkata, “Lihatlah pakaian Yusuf. Jika pakaian itu robek di bagian dadanya, maka Zulaikha berkata benar. Dan jika pakaian itu robek di bagian punggungnya, maka Yusuf lah yang berkata benar.”
Segera Panglima mengecek pakaian Yusuf. Lalu ia melihat ternyata pakaian Yusuf robek di bagian punggung. Panglima pun mengetahui kebenaran cerita keduanya. Ia berpaling dari istrinya dan menyuruh Yusuf melupakan peristiwa tersebut. Namun, Zulaikha malah mengancam kelak akan memenjarakan Yusuf dan menyiksanya jikalau apa yang ia mau tak dituruti. Zulaikha terus memikirkan Yusuf dan menolak setiap ada orang yang ingin menemuinya dan wanita di negeri itu membicarakan Zulaikha yang tertarik pada seorang budaknya.
Jalan setan atau jalan ke penjara
Zulaikha pun mendengar desas-desus semua wanita di negerinya sedang membicarakannya. Ia berpikir bagaimana membuat mereka terdiam. Maka ia pun hendak mengadakan pesta dan mengundang kawan-kawannya. Mereka menerima undangan Zulaikha dan datang menuju istana.
Pesta pun diadakan dan mereka memulai percakapan. Budak-budak lelaki senampan buah-buahan yang kemudian semua wanita mengguankan pisau guna meotongnya. Kemudian, Zulaikha menyuruh seorang budak lelakinya memanggil Yusuf. Yusuf mematuhi panggilan Zulaikha dan ia datang mengenakan pakaian bagus, berdiri tepat di hadapan Zulaikha.
Yusuf datang bak seorang malaikat bercahaya menyinari seisi ruangan pesta tersebut. Para wanita memandang ketampanan yang dimiliki Yusuf. Mereka begitu mengagumi Yusuf. Mereka sudah kehilangan akal sehat dan tanpa disadari, mereka memotong jari mereka sendiri.
Zulaikha memberikan dua pilahan kepada Yusuf, menuruti perintah Zulaikha yang penuh akan nafsu setan atau memilih menolak perintah Zulaikha dana akan masuk penjara. Maka tak ada pilihan lain bagi Yusuf, ia memilih masuk penjara ketimbang menuruti jalan setan. Ia lebiha takut kepada Allah ketimbang dipenjara dan disiksa.
Panglima pun memutuskan untuk memenjarakan Yusuf sementara waktu untuk mengakhiri desas-desus yang beredar. Yusuf dipenjara tanpa kesalahan. Bahkan seorang sipir mengatkan bahwa ia begitu mencintai Yusuf karena kebaikannya. Namun Yusuf berkata, “Saudaraku, aku tak ingin seorangpun mencintaiku kecuali Allah., karena cinta inilah yang menyebabkanku memperoleh banyak masalah. Bibiku mencintaiku, namun kemudian ia menganggapku sebagai pencuri. Ayahku mencintaiku, namun saudara-saudaraku iri padaku dan melemparkanku ke dalam sumur. Istri Panglima tertinggi itu mencintaiku, sehingga kemudian memerintahkan agar aku dipenjarakan.”



Diceritakan ulang oleh Danny Setiawan Ramadhan dari buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” karya Syekh Kamal As Sayyid