Islamoderat.com ~ Assalamualaikum, alhamdulillah malam ini kita masih diberi nikmat oleh Allah s.w.t. sehingga dapat istiqamah menjalankan amal ibadah.
Malam ini jnsya Allah saya akan share hujjah amalan-amalan yang sering diserang oleh kaum yg tidak senang kepada amaliah kita.
Yang pertama kita mulai dari masalah sampainya pahala bacaan al-Qur'an kpd ahli kubur. Apakah pahala bacaan tersebut sampai?
Untuk menjawab pertanyaan itu kita kita harus memahami perbedaan para ulama mengenai firman Allah dlm surat al-Najm ayat 39.
Al-Suyuthi dalam kitab "Syarhu al-Shudur bi Syarhi Hali al-Mauta wa al-Qubur" hal 310 menjelaskan bahwa maksud ayat 39 surat al-Najm adalah
(1) Ayat tersebut dimansukh dengan firman Allah dalam surat al-Thur ayat 21. (2) ayat 39 dri surat al-Najm dikhususkan bg kaum Nabi Ibrahim.
Di samping kpd umat Nabi Ibrahim, jg dikhususkan kpd umat Nabi Musa. Sdng umat Nabi saw memperoleh apa yg mrk usahkan&diusahakan untuknya.
(3) maksud kata al-Insan pd ayat tersebut adlh kafir. Sedang orang mukmin memperoleh pahala apa yg mereka usahakan & yg diusahakan untuknya.
Hujjah lainnya tentang sampainya pahala membaca al-Qur'an kepada ahli Kubur bisa dilihat di kitab al-Buhur al-Zahirah fi ulum al-Akhirah.
Di kitab tersebut Syaikh Muhammad bin Salim al-Safaraini al-Hambali menyitir sebuah hadits "Man Dakhala al-Maqabir fa Qaraa Surata Yasin...
... Khaffafallah anhum wa kaana lahu bi adadin ma fiha hasanaat". Barang siapa memasuki pekuburan lalu membaca surat yasin...
...Maka Allah meringankan bagi ahli kubur (adzab-Nya) sedangkan ia (yg membaca) mendapat pahala juga.
Pernyataan serupa juga datang dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabi). Dalam kitab "Ahkamu Tamanna al-Maut" halaman 75.
Selain amalan membaca al-Qur'an untuk ahli kubur, ada amalan lain yg selalu diserang oleh mereka, yaitu masalah tabarruk. Mari kita kupas.
Sebelum mengupas lebih jauh perihal tabarruk ini, kita hrs memahami dr aspek etimologi&terminologinya dulu. #Meminjam istilah akademisi.
Tabarruk menurut etimologinya berasal dari kata berkah yg substansinya adalah bertambah dan berkembang.
Sedangkan menurut terminologisnya tabarruk berarti proses pencaharian tambahan dan perkembangan dari sesuatu yg menjadi sarana tabarruk.
Al-Quran secara eksplisit menerangkan konsep tabarruk ini dalam sebuah ayat yg berbunyi "Wattakhadzuu min Maqaami Ibraahima Mushalla"
Maksudnya adalah dan jadikanlah sebagian maqam (tempat berdirinya) Nabi Ibrahim sebagai tempat shalat. Dari sini kita paham bahwa...
Umat Nabi Muhammad diperintah oleh Allah untuk bertabarruk kepada maqam ibrahim yaitu dengan menjadikannya tempat shalat.
Adapun asbabun nuzul ayat tersebut menurut Ibnu Katsir adalah pada suatu hari Nabi saw bersama sayyiduna Umar melakukan thawaf.
Ketika sampai di suatu wilayah sekitar ka'bah umar bertanya kpd Nabi: apakah ini Maqam ayah kita Ibrahim? Nabi menjawab: Iya.
Lalu umar bertanya lagi: Apakah kita tidak menjadikannya sebagai tempat shalat? Lalu Allah menurunkan ayat "Wattakhadzu min maqaami...".
Ayat lain yang juga dengan tegas menyinggung masalah tabarruk ini adlh "Idzhabuu bi Qamiishi hadza fa alquuhu alaa wajhi Abi ya'ti bashira".
Ayat tersebut bisa dilihat di surat Yusuf ayat 93. Artinya adalah pergilag kamu dengan membawa bajuku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku
...Niscaya ia akan melihat kembali". Di sini jelas tabarruk yg dilakukan oleh Nabi Ya'Qub kpd baju Nabi Yusuf anaknya sehingga bisa melihat.
Ada pertanyaan, bagaimana hukum mencium makam para Nabi dan orang2 shaleh? Jawabannya BOLEH dan Itu TIDAK SYIRIK.
Bahkan sahabat Abu Ayyub al-Anshari bertabarruk dngn mencium makam Nabi. Keterangannya bs dilihat di kitab Musnad Imam Ahmad juz 34 hal 557.
Rdksinya:
أقبل مروان يوما فوجد رجلا واضعا وجهه على القبر فقال أتدري ما تصنع؟ فأقبل عليه فإذا هو أبو أيوب فقال نعم جئت رسول الله ولم آت الحجر
Di dalam kitab al-Ilal wa Ma'rifah al-Rijal juz 2 hal. 492, Imam Ahmad bin Hambal menegaskan bahwa bertabaruk dengan cara mengusap dan...
... mencium mimbar dan kuburan Rasulullah saw dengan maksud taqarrub kpd Allah adalah BOLEH.
Dari be2rapa hujjah yg tlh dipaparkan trsbt bsa dsmpulkan bhw bcaan al-Qur'an baik yasin atau surat lainnya utk ahli kubur PAHALANYA SAMPAI.
Dan bertabaruk kepada Nabi, orang2 shaleh baik hidup atau sudah meninggal juga BOLEH. Ini amaliah kita semua berdasar dalil.
Jangan bimbang apalagi ragu. Insya Allah besok malam atau lusa kita lanjut pada pembahasan maulid Nabi, tawassul dan istighasah.
Demikian apa yg dapat saya twitkan di malam jum'at yg penuh barakah ini. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr wb. Salam kenal.
Malam ini jnsya Allah saya akan share hujjah amalan-amalan yang sering diserang oleh kaum yg tidak senang kepada amaliah kita.
Yang pertama kita mulai dari masalah sampainya pahala bacaan al-Qur'an kpd ahli kubur. Apakah pahala bacaan tersebut sampai?
Untuk menjawab pertanyaan itu kita kita harus memahami perbedaan para ulama mengenai firman Allah dlm surat al-Najm ayat 39.
Al-Suyuthi dalam kitab "Syarhu al-Shudur bi Syarhi Hali al-Mauta wa al-Qubur" hal 310 menjelaskan bahwa maksud ayat 39 surat al-Najm adalah
(1) Ayat tersebut dimansukh dengan firman Allah dalam surat al-Thur ayat 21. (2) ayat 39 dri surat al-Najm dikhususkan bg kaum Nabi Ibrahim.
Di samping kpd umat Nabi Ibrahim, jg dikhususkan kpd umat Nabi Musa. Sdng umat Nabi saw memperoleh apa yg mrk usahkan&diusahakan untuknya.
(3) maksud kata al-Insan pd ayat tersebut adlh kafir. Sedang orang mukmin memperoleh pahala apa yg mereka usahakan & yg diusahakan untuknya.
Hujjah lainnya tentang sampainya pahala membaca al-Qur'an kepada ahli Kubur bisa dilihat di kitab al-Buhur al-Zahirah fi ulum al-Akhirah.
Di kitab tersebut Syaikh Muhammad bin Salim al-Safaraini al-Hambali menyitir sebuah hadits "Man Dakhala al-Maqabir fa Qaraa Surata Yasin...
... Khaffafallah anhum wa kaana lahu bi adadin ma fiha hasanaat". Barang siapa memasuki pekuburan lalu membaca surat yasin...
...Maka Allah meringankan bagi ahli kubur (adzab-Nya) sedangkan ia (yg membaca) mendapat pahala juga.
Pernyataan serupa juga datang dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabi). Dalam kitab "Ahkamu Tamanna al-Maut" halaman 75.
Selain amalan membaca al-Qur'an untuk ahli kubur, ada amalan lain yg selalu diserang oleh mereka, yaitu masalah tabarruk. Mari kita kupas.
Sebelum mengupas lebih jauh perihal tabarruk ini, kita hrs memahami dr aspek etimologi&terminologinya dulu. #Meminjam istilah akademisi.
Tabarruk menurut etimologinya berasal dari kata berkah yg substansinya adalah bertambah dan berkembang.
Sedangkan menurut terminologisnya tabarruk berarti proses pencaharian tambahan dan perkembangan dari sesuatu yg menjadi sarana tabarruk.
Al-Quran secara eksplisit menerangkan konsep tabarruk ini dalam sebuah ayat yg berbunyi "Wattakhadzuu min Maqaami Ibraahima Mushalla"
Maksudnya adalah dan jadikanlah sebagian maqam (tempat berdirinya) Nabi Ibrahim sebagai tempat shalat. Dari sini kita paham bahwa...
Umat Nabi Muhammad diperintah oleh Allah untuk bertabarruk kepada maqam ibrahim yaitu dengan menjadikannya tempat shalat.
Adapun asbabun nuzul ayat tersebut menurut Ibnu Katsir adalah pada suatu hari Nabi saw bersama sayyiduna Umar melakukan thawaf.
Ketika sampai di suatu wilayah sekitar ka'bah umar bertanya kpd Nabi: apakah ini Maqam ayah kita Ibrahim? Nabi menjawab: Iya.
Lalu umar bertanya lagi: Apakah kita tidak menjadikannya sebagai tempat shalat? Lalu Allah menurunkan ayat "Wattakhadzu min maqaami...".
Ayat lain yang juga dengan tegas menyinggung masalah tabarruk ini adlh "Idzhabuu bi Qamiishi hadza fa alquuhu alaa wajhi Abi ya'ti bashira".
Ayat tersebut bisa dilihat di surat Yusuf ayat 93. Artinya adalah pergilag kamu dengan membawa bajuku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku
...Niscaya ia akan melihat kembali". Di sini jelas tabarruk yg dilakukan oleh Nabi Ya'Qub kpd baju Nabi Yusuf anaknya sehingga bisa melihat.
Ada pertanyaan, bagaimana hukum mencium makam para Nabi dan orang2 shaleh? Jawabannya BOLEH dan Itu TIDAK SYIRIK.
Bahkan sahabat Abu Ayyub al-Anshari bertabarruk dngn mencium makam Nabi. Keterangannya bs dilihat di kitab Musnad Imam Ahmad juz 34 hal 557.
Rdksinya:
أقبل مروان يوما فوجد رجلا واضعا وجهه على القبر فقال أتدري ما تصنع؟ فأقبل عليه فإذا هو أبو أيوب فقال نعم جئت رسول الله ولم آت الحجر
Di dalam kitab al-Ilal wa Ma'rifah al-Rijal juz 2 hal. 492, Imam Ahmad bin Hambal menegaskan bahwa bertabaruk dengan cara mengusap dan...
... mencium mimbar dan kuburan Rasulullah saw dengan maksud taqarrub kpd Allah adalah BOLEH.
Dari be2rapa hujjah yg tlh dipaparkan trsbt bsa dsmpulkan bhw bcaan al-Qur'an baik yasin atau surat lainnya utk ahli kubur PAHALANYA SAMPAI.
Dan bertabaruk kepada Nabi, orang2 shaleh baik hidup atau sudah meninggal juga BOLEH. Ini amaliah kita semua berdasar dalil.
Jangan bimbang apalagi ragu. Insya Allah besok malam atau lusa kita lanjut pada pembahasan maulid Nabi, tawassul dan istighasah.
Demikian apa yg dapat saya twitkan di malam jum'at yg penuh barakah ini. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr wb. Salam kenal.
Oleh : Mohammad Khoiron (IPNU)
http://chirpstory.com/li/267525