Pengguna Sosmed debat soal Unjuk Rasa Kartun Nabi Muhammad, #NotMyAmerica


Islamoderat.com ~ Sebagaimana aksi pengunjuk rasa dari kedua belah pihak terkait kasus anti-Islam yang berkumpul di kawasan masjid Phoenix yang dipisahkan oleh polisi, Jum'at, adegan yang sama juga terjadi di sosial media menggunakan hashtag.

Di balik monitor, pengguna media sosial mengecam atau menentang aksi demonstrasi dan kontes kartun yang dianggap telah menghidupkan kembali perdebatan tentang kebebasan berbicara (freedom of speech).

Dengan hashtag #NotMyAmerica, berbagai argumen dan counter-arguments mengalir sejak Sabtu pagi (30/5).

"Saya bukan Muslim, tapi saya mendukung hak untuk menjalankan keyakinan tanpa perasaan khawatir adanya kekerasan dan intimidasi. Rasisme & penindasan adalah #NotMyAmerica", tulis akun Alyson Blüberry @alysonbluberry (30/5)

Pengguna yang lain mengecam penyelenggara "Menggambar Muhammad" yang meminta demonstran membawa senjata dalam aksi unjuk rasa di Pusat Komunitas Islam Phoenix.

Jon Ritzheimer mengatakan peristiwa Phoenix terinspirasi oleh hal serupa di Texas bulan yang sama di mana polisi menewaskan 2 orang yang terkait ISIS. Keduanya berusaha melakukan serangan senjata pada acara kontes kartun Nabi Muhammad. Mereka sempat datang ke masjid Phoenix.

"Sangat yakin Yesus pun tidak akan membawa senjata untuk masjid. Lebih baik membuang gelang #WWJD Anda. #NotMyAmerica", tulis Susie Meister @susie_meister.

#WWJD singkatan dari "What would Jesus do?" merupakan ungkapan yang populer di Amerika Serikat pada 1990-an dan sebagai moto pribadi untuk penganut Kristen Evangelis yang menggunakan ungkapan sebagai pengingat keyakinan mereka dalam kewajiban moral agar bertindak dengan cara yang menunjukkan kasih Yesus.

Pengguna jejaring sosial lain mengatakan bahwa ada standar ganda ketika berkaitan dengan kebebasan berbicara. "Ini kemunafikan, bodoh. #NotMyAmerica", kata Eric Wolfson @EricWolfson.

Lainnya, tetap berempati kepada orang Muslim yang berada di dalam masjid selama terjadinya unjuk rasa, yang diselenggarakan pada saat mereka melaksanakan ibadah.

"Nggak bisa membayangkan kalau itu terjadi saat Sabat, lalu disambut oleh preman bersenjata. Solidaritas dengan komunitas Muslim pada hari yang sangat menakutkan. #NotMyAmerica", tulis Adam D. Shprintzen @VegHistory.

Tetapi beberapa pengguna sosial media membela hak para pemprotes.  "Aku tidak pernah akan menerima agama yang mempromosikan melempar perempuan, melempar gay dari bangunan, dan membunuh non-Muslim. #NotMyAmerica", tulis akun Leah the Boss @LeahRBoss menyatakan pandangannya terhadap aksi radikal daripada umat Islam (ISIS).

red. Ibnu Manshur/edition.cnn.com