Lirboyo, Islamoderat.com ~ Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat pesantren untuk memenuhi konten-konten internet dengan nilai-nilai baik yang diajarkan oleh para kiai pesantren. Sejalan dengan itu, Menag berharap masyarakat pesantren dapat melakukan inovasi strategi dakwah Islamiyah yang ramah di bumi Nusantara.
Menurutnya, dakwah ke depan tidak hanya dilakukan secara konvensional, tapi juga sudah harus memanfaatkan perangkat teknologi. demikian berita yang dilansir dari situs kemenag.go.id
“Saya berharap alumni pesantren jangan gagap teknologi. Umat yang mesti dilayani bukan cuma berada di masjid, tapi juga di dunia maya, internet, seperti facebook, twitter, dan lainnya,” harap Menag saat memberikan sambutan pada Penutupan Musyawarah Nasional (Munas) III Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) dan Rakernas Lembaga Ittihadul Muballighin (LIM) di Aula Mu’tamar, Pesantren Lirboyo, Kediri, Senin (25/05) malam.
Hadir pada kegiatan yang mengambil tema “Menjalin Ukhuwwah Demi Berkhidmah untuk Umat dan Bangsa”, para Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jakfar, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, para pengurus cabang Himasal seluruh Indonesia, serta ribuan alumni dan santri Pesantren Lirboyo.
“Penuhilah konten-konten di internet dengan hal-hal baik yang diajarkan para kiai pesantren. Hapus dahaga para pencari ilmu dan wacana keislaman dengan konten yang bermutu dan ajaran yang benar,” tuturnya sembari mengingatkan bahwa jangan sampai para pencari referensi justru mendapatkan asupan konten yang bertentangan dengan Islam rahmatan lil alamin.
Selain itu, Menag juga berharap para alumni pesantren mampu meneruskan semangat transformasi KH Hasyim Asy’ari dan para sesepuh pesantren. Upaya transformasi, menurut Menag sangat diperlukan dalam menghadapi era Masyarakat Akonomi ASEAN (MEA).
“Kita harus siap beradaptasi dengan tren pertumbuhan ekonomi. Industiaslisasi dan modernisasi semakin menggeliat dan kita tidak boleh diam,” katanya.
Selain membentengi masyarakat dari dampak buruk industriaslisasi dan modernisasi, Menag berharap pesantren juga dapat menyuplai kebutuhan SDM seiring pertumbuhan ekonomi.
“Pesantren diharapkan tak cuma menghasilkan ahli doa dan ahli kitab kuning, tapi juga ilmuan, pengusaha, dan tenaga teknis yang salih dan berintegritas,” harap Menag.
Meski demikian, Menag menggarisbawahi bahwa proses modernisasi lembaga pesantren tidak boleh melunturkan karakter dan jati diri peantren itu sendiri sebagai lembaga tafaqquh fiddin dan lembaga pembentuk karakter bangsa.
“Transformasi pesantren senantiasa memlihara dan mempertahankan karakter pesantren sesuai jargon almuhafadhatu ‘ala al-qadim al-shalih wa al akhdzu bi al jaded al ashlah,” terang Menag. (mukafi niam)
via nu.or.id
Menurutnya, dakwah ke depan tidak hanya dilakukan secara konvensional, tapi juga sudah harus memanfaatkan perangkat teknologi. demikian berita yang dilansir dari situs kemenag.go.id
“Saya berharap alumni pesantren jangan gagap teknologi. Umat yang mesti dilayani bukan cuma berada di masjid, tapi juga di dunia maya, internet, seperti facebook, twitter, dan lainnya,” harap Menag saat memberikan sambutan pada Penutupan Musyawarah Nasional (Munas) III Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) dan Rakernas Lembaga Ittihadul Muballighin (LIM) di Aula Mu’tamar, Pesantren Lirboyo, Kediri, Senin (25/05) malam.
Hadir pada kegiatan yang mengambil tema “Menjalin Ukhuwwah Demi Berkhidmah untuk Umat dan Bangsa”, para Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jakfar, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, para pengurus cabang Himasal seluruh Indonesia, serta ribuan alumni dan santri Pesantren Lirboyo.
“Penuhilah konten-konten di internet dengan hal-hal baik yang diajarkan para kiai pesantren. Hapus dahaga para pencari ilmu dan wacana keislaman dengan konten yang bermutu dan ajaran yang benar,” tuturnya sembari mengingatkan bahwa jangan sampai para pencari referensi justru mendapatkan asupan konten yang bertentangan dengan Islam rahmatan lil alamin.
Selain itu, Menag juga berharap para alumni pesantren mampu meneruskan semangat transformasi KH Hasyim Asy’ari dan para sesepuh pesantren. Upaya transformasi, menurut Menag sangat diperlukan dalam menghadapi era Masyarakat Akonomi ASEAN (MEA).
“Kita harus siap beradaptasi dengan tren pertumbuhan ekonomi. Industiaslisasi dan modernisasi semakin menggeliat dan kita tidak boleh diam,” katanya.
Selain membentengi masyarakat dari dampak buruk industriaslisasi dan modernisasi, Menag berharap pesantren juga dapat menyuplai kebutuhan SDM seiring pertumbuhan ekonomi.
“Pesantren diharapkan tak cuma menghasilkan ahli doa dan ahli kitab kuning, tapi juga ilmuan, pengusaha, dan tenaga teknis yang salih dan berintegritas,” harap Menag.
Meski demikian, Menag menggarisbawahi bahwa proses modernisasi lembaga pesantren tidak boleh melunturkan karakter dan jati diri peantren itu sendiri sebagai lembaga tafaqquh fiddin dan lembaga pembentuk karakter bangsa.
“Transformasi pesantren senantiasa memlihara dan mempertahankan karakter pesantren sesuai jargon almuhafadhatu ‘ala al-qadim al-shalih wa al akhdzu bi al jaded al ashlah,” terang Menag. (mukafi niam)
via nu.or.id