Islamoderat.com ~ Saya sudah tabayun dengan Mas Muhammad Yaser Arafat. Pembacaan langgam Jawa di acara Isra' dan Mi'raj kemarin murni ide kemenag. Ceritanya ada festival baca Alquran Asia Pasifik. Kemenag ingin menunjukkan pembacaan Alquran yang langgam lokal. Setelah kontak ke sana kemari, ditemukanlah mas Yaser.
Kemenag sudah mengontak Krapyak dan beberapa pesantren lain, namun tidak nemu yang ahli qiraah langgam lokal. Singkat cerita, nama Yasir adalah usulan dari Mas Jadul.
Kemenag sudah mengontak Krapyak dan beberapa pesantren lain, namun tidak nemu yang ahli qiraah langgam lokal. Singkat cerita, nama Yasir adalah usulan dari Mas Jadul.
Jadi, jika dikait-kaitkan dengan politik, itu sama sekali fitnah yang keji. Saat di istana wapres, dia juga sudah membaca langgam tersebut di hadapan qari' internasional. Bahkan langgam Jawa yang dibawakannya sudah ditashih oleh para qari'. Saat ia hendak membaca, ada beberapa orang yang menyimaknya.
"Awalnya tidak masalah. Tapi setelah masuk tv kok jadi seperti itu," katanya miris.
Saat ditanya apakah presiden mengetahuinya, Yaser mengatakan tidak. Ia merasa miris jika sisasisa pilres masih dibawa untuk menghukumi orang.
"Seharusnya tabayun dulu," ujarnya.
Sampai saat ini Yaser memilih bungkam pada media. Di balik bungkamnya, saya mengenal Mas Yaser sebagai orang hebat. Dia paham semua nada baca Alquran. Bahkan dia mencontohkan bagaimana lagu Ummi Kaltsum diadopsi oleh Qari internasional untuk qiraah langgam bayati.
Mungkin karena Ummi Kultsum orang Arab jadi tidak dipermasalahkan. Atau mungkin karena Ummi Kaltsum tidak kenal Jokowi?
Semoga Allah mengampuni kita semua yang sudah berprasangka buruk atau bahkan memfitnah seseorang.
"Awalnya tidak masalah. Tapi setelah masuk tv kok jadi seperti itu," katanya miris.
Saat ditanya apakah presiden mengetahuinya, Yaser mengatakan tidak. Ia merasa miris jika sisasisa pilres masih dibawa untuk menghukumi orang.
"Seharusnya tabayun dulu," ujarnya.
Sampai saat ini Yaser memilih bungkam pada media. Di balik bungkamnya, saya mengenal Mas Yaser sebagai orang hebat. Dia paham semua nada baca Alquran. Bahkan dia mencontohkan bagaimana lagu Ummi Kaltsum diadopsi oleh Qari internasional untuk qiraah langgam bayati.
Mungkin karena Ummi Kultsum orang Arab jadi tidak dipermasalahkan. Atau mungkin karena Ummi Kaltsum tidak kenal Jokowi?
Semoga Allah mengampuni kita semua yang sudah berprasangka buruk atau bahkan memfitnah seseorang.
Oleh : Sarjoko, 29 Mei 2015
Dibagikan oleh LPT NU Cak Fuad di akun facebooknya.