Islamoderat.com ~ Di antara sifat yang wajib bagi Allah adalah sifat "Qiyamuhu Binafsihi". Artinya: Allah berdiri dengan sendir-Nya. Berdirinya Allah tidak butuh kepada tempat atau dzat yang menempati di dalamnya. Begitupula Allah tidak butuh kepada sang pencipta, karena Allah itu pencipta alam semesta.
Allah itu maujud, sedangkan maujudnya Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk. Masalah "MAUJUD" diterangkan di dalam kitab "Syarah Shawi 'ala Jauharatut Tauhid" karya Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Maliki Ash-Shawi halaman 154.
Maujud itu terbagi kepada 4 bagian besar, yaitu:
1. مستغن عن المحل و المخصص معا Artinya: Maujud yang tidak butuh kepada tempat atau dzat dan sang pencipta, yaitu Dzat Allah.
2. و مستغن عن المخصص فقط Artinya: Maujud yang tidak butuh kepada sang pencipta saja, yaitu sifat-sifat Allah.
3. و مفتقر للمخصص فقط Artinya: Maujud yang butuh kepada sang pencipta saja dzat-dzat makhluk (alam semesta).
4. و مفتقر لهما Artinya: Maujud yang butuh kepada dzat dan sang pencipta, yaitu sifat-sifat makhluk (alam semesta).
Adapun dalil bahwa Allah itu tidak butuh kepada tempat atau dzat, yaitu:
لو احتاج الى محل لكان صفة , و لو كان صفة لم يكن متصفا بصفات المعانى و المعنوية , والفرض أنه متصف بها , و الا لما وجد العالم , فبطل كونه صفة و ثبت كونه ذاتا
"Seandainya Allah itu butuh kepada tempat atau dzat, maka Allah itu sifat. Sedangkan, seandainya Allah itu sifat, maka Allah itu tidak kesifatan dengan sifat-sifat "Ma'ani dan Ma'nawiyah". Padahal sesungguhnya Allah itu kesifatan dengan sifat-sifat tersebut (Ma'ani dan Ma'nawiyah). Dan seandainya Allah itu tidak kesifatan dengan sifat-sifat tersebut, maka sesungguhnya tidak akan ada alam semesta. Dengan demikian, batallah atau tidak benar adanya Allah itu sifat, dan tetap atau benarlah adanya Allah itu Dzat.
Allah itu maujud, sedangkan maujudnya Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk. Masalah "MAUJUD" diterangkan di dalam kitab "Syarah Shawi 'ala Jauharatut Tauhid" karya Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Maliki Ash-Shawi halaman 154.
Maujud itu terbagi kepada 4 bagian besar, yaitu:
1. مستغن عن المحل و المخصص معا Artinya: Maujud yang tidak butuh kepada tempat atau dzat dan sang pencipta, yaitu Dzat Allah.
2. و مستغن عن المخصص فقط Artinya: Maujud yang tidak butuh kepada sang pencipta saja, yaitu sifat-sifat Allah.
3. و مفتقر للمخصص فقط Artinya: Maujud yang butuh kepada sang pencipta saja dzat-dzat makhluk (alam semesta).
4. و مفتقر لهما Artinya: Maujud yang butuh kepada dzat dan sang pencipta, yaitu sifat-sifat makhluk (alam semesta).
Adapun dalil bahwa Allah itu tidak butuh kepada tempat atau dzat, yaitu:
لو احتاج الى محل لكان صفة , و لو كان صفة لم يكن متصفا بصفات المعانى و المعنوية , والفرض أنه متصف بها , و الا لما وجد العالم , فبطل كونه صفة و ثبت كونه ذاتا
"Seandainya Allah itu butuh kepada tempat atau dzat, maka Allah itu sifat. Sedangkan, seandainya Allah itu sifat, maka Allah itu tidak kesifatan dengan sifat-sifat "Ma'ani dan Ma'nawiyah". Padahal sesungguhnya Allah itu kesifatan dengan sifat-sifat tersebut (Ma'ani dan Ma'nawiyah). Dan seandainya Allah itu tidak kesifatan dengan sifat-sifat tersebut, maka sesungguhnya tidak akan ada alam semesta. Dengan demikian, batallah atau tidak benar adanya Allah itu sifat, dan tetap atau benarlah adanya Allah itu Dzat.
Oleh : KH. Thobary Syadzily