Islamoderat.com ~ Gerak-gerik wahabi kian merajalela saja, terbukti dengan disusupinya kurikulum pelajaran agama dengan ajaran trilogi tauhid wahabi seperti di sampaikan oleh Habib Muhammad Rizieq Syihab, ketua FPI dalam ceramhnya di Masjid Al Awwabin (Pesantren Miftahul Ulum) Jl H Nawi 2/JL Madrasah Gandaria Selatan Cilandak Jakarta Selatan pada Mei 2015 lalu.
"Satu hal yang perlu diwaspadai, bahwa Aqidah Asy'ariyah sebagai aqidah inti daripada Ahlussunnah wal Jama'ah, disamping al-Maturidiyah, ini merupakan aqidah mayoritas umat Islam di Indonesia, tapi menariknya belakangan ini mulai muncul buku-buku yang isinya menyatakan bahwa al-Asy'ari sesat menyesatkan. Kalau buku-buku ini beredar di Arab Saudi atau bukan di negerinya Asy'ari (Indonesia), saya tidak kaget. Buku ini dicetak, terbit, diperjual belikan, disebarkan luaskan didepan mata."
"Jutaan kaum Asyairah sudah (dianggap sesat). Ada apa? jawabnya cuma satu diantara 2. Mungkin yang menerbitkannya nekat atau mungkin gila. Sudah tidak peduli dengan yang mayoritas, udah gk ada takutnya, atau mungkin yang kedua, mereka sudah merasa kuat.", lanjut Habib Rizieq dalam ceramahnya.
Habib Rizieq juga mengungkap bahwa sistem pendidikan agama di Indonesia sudah disusupi Wahabi mulai dari tingkat dasar hingga aliyah (setara SMA).
"Mereka sudah merasa pengaruh mereka sudah mencakar diseluruh plosok negeri ini, dan yang lebih mengejutkan lagi, dalam sistem pendidikan Indonesia, dalam kurikulum ilmu agama, dari mulai Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, di Indonesia yang diajarkan adalah aqidah Tsulatsiyah, Trilogi Tauhid, yang diajarkan oleh Ibnu Taimiyah dan disebarkan luaskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Kemana aqidah Asy'ariyah? kemana aqidah Aswaja?. Kok bisa Trilogi Tauhid, aqidah Tsulatsiyah itu masuk dalam kurikulum pendidikan Islam diseluruh Indonesia, digunakan bukunya?. Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji'un.", jelasnya.
Untuk menghadapi hal itu, Habib Rizieq menginginkan agar Aswaja bersatu.
"Ahlussunnah wal Jama'ah kalau tidak bersatu, tidak merapatkan barisan, ala khathorin adhim, kita berada dipersimpangan yang sangat berbahaya. Belum lagi serangan liberal dan syi'ah-nya saudara. Dahsyat posisi saat ini, Ahlussunnah. Bahkan lebih dahsyat lagi, Liberal dan Syi'ah ini saudara masuk menyusup ke organisasi-organisasi Ahlussunnah wal Jama'ah. Tidak terkecuali Nahdlatul Ulama.
Makanya tadi saya katakan, kita harus berjuang, berdo'a, agar Nahdlatul Ulama sampai hari kiamat, tidak bisa tidak. Harga mati. Harus tetap menjadi rumah besar Ahlussunnah wal Jama'ah.", terangnya.
red. Ibnu Manshur