Islam Nusantara versi Jonru sama dengan JIL, benarkah?



Islamoderat.com ~ Geger istilah Islam Nusantara semenjak dibacakannya al-qur'an menggunakan qiro'ah langgam jawa terus menggelinding, tiap-tiap orang punya pandangan dan pemahaman yang berbeda tentang Islam Nusantara. Ada yang sempit ada yang luas. Ada yang menerima ada yang menolak. Masing-masing dengan argumen mereka tentang Islam Nusantara. Contohnya 'selebriti' dunia maya Jonru. 


Lalu apa makna Islam Nusantara menurut dia? Simak di bawah ini : 

“Karena Jaringan Islam Liberal (JIL) sudah tak laku, maka mereka ganti nama jadi Jaringan ‪#‎IslamNusantara‬ (JIN). Sebenarnya hanya sesederhana itu urusannya. JIN itu bikinan orang-orang liberal, yang ingin merusak aqidah Islam. Jangan terkecoh! Waspadalah!”

Demikian pandangan Jonru (orang PKS) terhadap #IslamNusantara. Pandangan yang sama pun dilontarkan oleh beberapa orang PKS lainnya, termasuk kalangan Wahhabi.

Islam Nusantara adalah sebuah cara berislam yang memperhatikan konteks realitas Nusantara kedisinian (waqi’), menggunakan landasan dakwah Rasulullah saw, teori Urf (al-Adatu Muhakkamah), teori transformasi hukum ala Ibnu al-Qayyim, maqasyid Syariah, dan sebagainya.

Jadi Islam Nusantara bukanlah perkumpulan, jaringan, sindikasi apalagi mafia yang dibentuk untuk maksud jahat, seperti yang dituduhkan Jonru dan orang sejenisnya. Mereka banyak yang salah paham terhadap Islam Nusantara.

Secara ideologis, Islam Nusantara didominasi oleh Ahlussunnah wal Jamaah dengan fondasi Asy’ariyah dalam teologi, Syafi’iyah dalam fiqh, dan Ghazaliyah dalam aspek tasawuf, dimana prinsip-prinsip tersebut di akomodasi oleh ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni: Nahdhatul Ulama.! Hal inilah yang mungkin menjadi ketakutan kalangan yang anti terhadap #IslamNusantara.

Islam Nusantara adalah fakta yang hidup. Dihidupi oleh kaum muslimin di Nusantara sejak lebih dari lima ratus tahun yang lalu hingga kini dan telah sekian lama menjadi wajah peradaban masyarakat yang tinggal di kawasan ini. Sebagai istilah, “Islam Nusantara” hanya menamai sesuatu yang sudah ada. 

Mengapa perlu ada istilah Islam Nusantara di bumi Nusantara? Menurut Anda?